Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kronologi Pablo Escobar Meninggal

Rachel Eirene Nugroho , Jurnalis-Selasa, 25 Juni 2024 |15:35 WIB
Kronologi Pablo Escobar Meninggal
Kronologi Pablo Escobar meninggal (Foto: Encyclopedia of Humanities)
A
A
A

BOGOTA - Tepat pada tanggal 2 Desember 1993, Raja Kokain Pablo Escobar mati terbunuh 30 tahun lamanya. Sebuah klise lama ‘Hidup dengan senjata, mati dengan senjata’ terdengar sesuai dengan apa yang dialami Escobar diakhir hayatnya.

Pablo Emilio Escobar Gaviria, seorang raja kokain dengan kerajaan yang dipimpinnya bernama Kartel Mendellin, telah lama menjadi incaran pemerintah Kolombia. Aksinya yang menimbulkan korban jiwa dan teror membuat dirinya masuk dalam list orang yang paling dicari se-Kolumbia.

Pablo Escobar memang memiliki harta yang banyak dengan kartel yang menguasai 80% perdagangan kokain disertai dengan para anggotanya yang setia. Namun melansir The Mob Museum, satu masalah yang menjadi musuh utamanya ialah perjanjian ekstradisi antara Kolombia dan Amerika Serikat pada tahun 1979.

Melihat besarnya ancaman Undang-Undang Ekstradisi ini, Pablo Escobar berupaya untuk mendapatkan kursi di parlemen Kolombia. Hal ini dilakukan Escobar demi mendapatkan kekebalan diplomatik sekaligus memperluas kekuasaan. Mulai dari titik inilah Pablo Escobar mengalami kejatuhan. Kampanyenya membuahkan hasil, dia terpilih sebagai pengganti Jairo Ortega, Senat untuk Alternative Liberal (gerakan Alternatif Liberal), pada bulan November 1982. Namun jejak kriminalnya di masa lalu menjadi ancaman dalam mempertahankan posisinya sebagai anggota parlemen.

Berawal pada tahun 1983 ketika Menteri Kehakiman Rodrigo Lara Bonilla mulai melakukan penyelidikan atas kekayaan Escobar. Melansir Encyclopedia of Humanities, hasil penyelidikan Lara membuktikan adanya uang kotor dalam sepak bola dan politik Kolombia serta dibukanya kembali kasus hukum lama Escobar.

Bukti-bukti ini menuntun Lara kepada pengungkapan laboratorium produksi kokain milik Escobar yang berada di hutan serta penyitaan atas pesawat dan properti yang digunakan dalam perdagangan narkoba. Dari sini, posisi Escobar sebagai anggota parlemen mulai dipertanyakan dan asal muasal uang yang membiayai kampanyenya pun terungkap.

Tidak lama setelah itu, surat kabar El Espectador langsung menyebarkan berita panas ini. Alhasil situasi Escobar semakin tercekik diantara bukti-bukti yang telah tersebar luas. Pastinya Escobar tidak tinggal diam dan melakukan perlawanan dengan berusaha mencoreng nama baik Lara namun berujung gagal. Mau tidak mau, Escobar terpaksa keluar dari keanggotaan parlemen dan kekebalannya dicabut.

Walaupun kerja kerasnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sayangnya takdir tidak berpihak kepada Lara dimana dia berakhir terbunuh oleh pembunuh bayaran Escobar pada tanggal 30 April 1984. Escobar memang menyerah, namun balas dendam merupakan semangat barunya di masa mendatang.

Singkat cerita, Escobar terus menerus melancarkan aksi pembalasan dari tahun 1984 hingga 1991 yang sangat mengguncang Kolombia. Aksinya ini termasuk pembunuhan, pengeboman, dan deklarasi perang terhadap negaranya sendiri. Beberapa aksinya yang paling tercela yaitu pengepungan Istana Kehakiman selama dua hari (98 orang tewas dan dokumen ekstradisinya dihancurkan), pengeboman penerbangan Avianca 203 (107 orang tewas), dan pengeboman gedung DAS (60 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka).

Pemerintahan Kolombia yang tidak menyerah dalam upayanya menangkap Escobar menerapkan program amnesti parsial pada tanggal 5 September 1990 dan berjanji tidak akan melakukan ekstradisi. Syaratnya disini ialah para gembong narkoba harus menyerahkan diri secara sukarela dan pengakuan setidaknya satu kejahatan yang dilakukan.

Perjanjian ini telah berhasil mengundang beberapa gembong narkoba, termasuk Ochoa bersaudara, antek tingkat tinggi Escobar, pada bulan Januari 1991. Escobar yang bersikap skeptikal tidak langsung menyerahkan dirinya dan justru melakukan aksi terorismenya antara Desember 1990 dan awal tahun 1991 sebagai bentuk penekanan untuk pemerintah Kolombia.

Akhirnya, pemerintah tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Escobar. Pada bulan Juni 1991, bos Kartel Medellin menyerah kepada keadilan dan dikurung di penjara La Catedral di Envigado. Penjara ini tidak bisa disamakan dengan penjara pada umumnya karena memiliki fasilitas yang lengkap seperti hotel bintang lima. Disini Pablo Escobar juga tetap menjalankan operasi ilegalnya seperti biasa dari jarak jauh.

Pada bulan Juli 1992, Escobar mendengar kabar akan dipindahkan ke fasilitas lain oleh pemerintah yang berujung pada pelarian dirinya bersama sembilan orang lainnya ke hutan sekitar pada tanggal 22 Juli. Upaya negosiasi penyerahan diri antar Escobar dan pemerintah yang disertai syarat-syarat dari Escobar tidak digubris oleh pemerintahan Kolombia.

Kaburnya Escobar dari La Catedral tidak berakhir baik bagi dirinya dan justru semakin diperburuk dengan perlawanan dari musuhnya di Cali, pengejaran oleh Blok Pencarian elit Kolombia, serta diburu oleh Los Pepes – sebuah kelompok perlawanan terhadap Pablo Escobar dan para pendukungnya.

Minimnya sumber daya yang dimiliki Pablo Escobar yang hanya menyisakan satu anak buah yaitu Alvaro de Jesus Agudelo atau El Limón, memaksanya untuk terus bersembunyi. Pada tanggal 2 Desember 1993, satu hari setelah ulang tahunnya ke 44, Escobar bersama El Limón bersembunyi di Los Olivos, Medellin. Tidak disangka-sangka, Blok Pencarian telah menemukan lokasinya dan mulai mendekati tempat berlindung Escobar. Setelah mereka ketahuan, Limón melarikan diri melalui jendela dan Escobar melarikan diri melalui atap. Baku tembak terjadi yang berujung pada kematian kedua orang tersebut. Hari itu menandai berakhirnya Kartel Medellin dan momen tersebut direkam secara fotografis oleh Blok Pencarian.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement