“Saat ini proses tersebut sangat bergantung pada Biden. Dia harus setuju untuk mundur atau menghadapi penantang selarut ini yang akan mencoba memaksanya untuk melakukan hal tersebut. Sejauh ini Biden belum menunjukkan indikasi ingin mundur dan belum ada lawan yang menantangnya secara langsung,” kata Kamarck sebagaimana dilansir Reuters.
Faktanya, beberapa calon pengganti Biden – Wakil Presiden Kamala Harris dan Gubernur California Gavin Newsom – berbicara dengan penuh semangat untuk membela sang petahana. Di satu sisi mereka berperan sebagai pengganti yang menunjukkan dukungan mereka, namun juga membandingkan penyampaian mereka yang mulus dengan penampilan Biden yang payah dalam debat di Atlanta.
Jika Biden memilih mundur dan “melepaskan” 4.000 delegasi Partai Demokrat yang telah dia kumpulkan, mungkin akan terjadi persaingan antar kandidat Partai Demokrat lainnya untuk menjadi calon.
Ada bebetapa kandidat yang bisa ikut serta dalam persaingan itu, tapi tidak ada kandidat nomor satu yang jelas. Wakil Presiden Harris hampir pasti akan berada di urutan teratas dalam daftar tersebut, namun ia juga mempunyai permasalahan tersendiri setelah awal yang sulit dalam pekerjaannya dan jajak pendapat yang buruk, membuka peluang baru. Konstitusi AS menetapkan bahwa wakil presiden menjadi presiden jika presiden meninggal atau menjadi tidak mampu, namun hal ini tidak mempertimbangkan proses antar partai dalam memilih calon presiden.