Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Perang Rakyat Majapahit dengan Pasukan Mongol Dipicu Tewasnya Tawanan

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 03 Juli 2024 |06:04 WIB
Kisah Perang Rakyat Majapahit dengan Pasukan Mongol Dipicu Tewasnya Tawanan
Ilustrasi. (Foto: Ist/Wikipedia)
A
A
A

RADEN Wijaya berhasil menaklukkan dua pasukan sekaligus sebelum Kerajaan Majapahit dibentuk. Dua pasukan dari Kerajaan Kediri dan Pasukan Mongol dari Cina. Pasukan Mongol memang sempat membantu Raden Wijaya berperang melawan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang. 

Awalnya skema peperangan berjalan lancar. Raden Wijaya berhasil membunuh Jayakatwang dan pengikutnya. Istana Daha di ibu kota kerajaan bisa ditaklukkan. Harta rampasan dari Kerajaan Kediri pun didapatkan oleh gabungan pasukan Raden Wijaya, Arya Wiraraja.

Tetapi kematian permaisuri dan putri cantik Raja Daha mengubah segalanya. Keduanya turut tewas usai mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri mendengar seluruh anggota kerajaan tewas dan banyak yang ditahan.

Kematian dua perempuan ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Raden Wijaya. Pasalnya di perjanjian awal dengan Shih-Pi, pimpinan pasukan Mongol, jika kemenangan diraih maka pasukan Mongol bakal membawa serta putri Kediri dan sebagian harta rampasan perang. 

"Apalagi di dalam istana Daha masih ada Gayatri, perempuan anak dari Raja Kertanagara yang juga tengah dikejar untuk menjadi calon istri Raden Wijaya," demikian dikutip dari buku Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit.

Raden Wijaya pun sesegera mungkin mengambil Gayatri dari istana Daha. Ia memanfaatkan momentum pasukan Mongol yang tengah berpesta pora usai kemenangan penaklukan Kediri. Namun gelagat Raden Wijaya ini tercium oleh pasukan Mongol. 

Pasukan Mongol yang mendapat kabar itu akhirnya menuju Majapahit untuk meminta kejelasan kepada Raden Wijaya. Di sisi lain sahabat setianya Arya Wiraraja berusaha meyakinkan Shih-Pi bahwa Raden Wijaya tidak ingkar janji. 

Arya Wiraraja menjelaskan kepada pimpinan pasukan Mongol bahwa putri Daha yang masuk dalam perjanjian itu telah tewas. Oleh karena telah tewas maka kewajiban Raden Wijaya hanya memberikan sebagian harta rampasan perang dari Kediri. Perihal Gayatri itu bukanlah bagian dari perjanjian yang dimaksudkan oleh Raden Wijaya. 

Tetapi pasukan Mongol terlanjur tak percaya, pasukan Mongol pun menyerbu Majapahit. Tuntutan agar putri Jawa diserahkan kepada pasukan Mongol membuat rakyat Majapahit bergejolak. 

Pada akhirnya pasukan Mongol sebagian yang habis berperang dengan Kediri harus berperang kembali di Majapahit. Rakyat Majapahit yang awalnya tenang dikisahkan pada Kidung Harsa Wijaya, turut angkat senjata akibat melihat pasukan Mongol menerobos dinding keraton. Pertempuran berlangsung sengit dan diakhiri kekalahan Mongol. 

Sebagian besar pasukan Mongol tewas dan sisanya ditahan. Pada saat bersamaan markas mereka di Changgu diserang, kapal - kapal mereka di Sungai Brantas dihancurkan. Pasukan Mongol yang tengah larut merayakan kemenangan di Daha tak menyadari adanya serangan dari Majapahit dan bantuan tentara dari Arya Wiraraja. 

Mereka yang masih bertahan di Daha diserang dari selatan. Selanjutnya mereka kabur ke utara, dan terus dikejar dan diserang habis-habisan oleh pasukan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja. Mereka yang sudah terhimpit akhirnya kabur hingga sampai ke pantai, di situlah akhirnya mereka menarik sauh dan langsung berlayar pulang, serta membawa serta ratusan tahanan daei Daha.

Setelah kekalahan itu pasukan Mongol tak pernah lagi mendaratkan pasukan dan mengusik wilayah di Jawa, terlebih pasca kematian Kubilai Khan akibat perang. Pasukan Mongol yang selama ini perkasa dan terkenal selalu memenangkan pertempuran akhirnya kalah, karena kurang berpengalaman sengatan udara tropis.

Hal itu ditambah dengan larangan beristirahat di Champa, tempat pemberhentian yang telah mereka jadwalkan. Hal itu diakui membuat sebagian prajurit Mongol sudah kelelahan menempuh perjalanan jauh.

Di luar itu strategi Raden Wijaya begitu mengagumkan. Keuletan, kecerdikan, dan keberaniannya, mampu mengatasi musuh - musuh dari dalam maupun luar dan mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement