Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

China Marah, Tuding Deklarasi NATO Bias dan Tebarkan Perselisihan

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 12 Juli 2024 |09:56 WIB
China Marah, Tuding Deklarasi NATO Bias dan Tebarkan Perselisihan
China marah, tuding NATO bias dan tebarkan perselisihan (Foto: Reuters)
A
A
A

CHINA - Deklarasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (10/7/2024) memuat kata-kata tajam mengenai China atau Tiongkok, menyebutnya sebagai “pendukung yang menentukan” upaya perang Rusia di Ukraina dan mengatakan bahwa Beijing terus menimbulkan tantangan sistemik terhadap Eropa dan keamanan.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menuduh deklarasi tersebut bias dan menebarkan perselisihan, serta misinya ke Uni Eropa menggambarkan deklarasi tersebut sebagai penuh dengan mentalitas Perang Dingin dan retorika perang, lalu konten terkait Tiongkok yang penuh dengan provokasi, kebohongan, hasutan dan fitnah.

Pada konferensi pers tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengingat kembali pernyataan dalam deklarasi tersebut dengan mengatakan bahwa Tiongkok tidak dapat terus mengobarkan konflik militer terbesar di Eropa tanpa hal ini berdampak pada kepentingan dan reputasi Beijing.

Para anggota NATO mengeluarkan deklarasi dukungan terhadap Ukraina pada pertemuan puncak di Washington pada Rabu (10/7/2024), menjanjikan bantuan tambahan dan berjanji untuk mendukung jalan yang tidak dapat diubah menuju keanggotaan NATO.

“Pada pertemuan puncak ini, kami mengambil keputusan dan meletakkan dasar bagi Ukraina untuk menang,” kata Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan tiga hari di Washington yang dihadiri 32 negara NATO, dikutip Reuters.

“Hari ini, kami mengirimkan pesan persatuan dan tekad yang kuat kepada Moskow bahwa kekerasan dan intimidasi tidak akan membuahkan hasil dan bahwa Ukraina dapat mengandalkan NATO untuk jangka panjang,” lanjutnya.

Tiongkok telah berulang kali mengecam kritik NATO dan memperingatkan agar tidak melakukan ekspansi ke Indo-Pasifik.

Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia telah menjalin hubungan yang lebih kuat dengan NATO di tengah meningkatnya kekhawatiran atas tekanan Tiongkok terhadap negara-negara pengklaim saingannya di perairan yang disengketakan di wilayah tersebut dan terhadap Taiwan yang demokratis, pusat global produksi chip mutakhir, yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement