Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengamat: Majunya Komika Marshel Widianto Bukti Pragmatisme Parpol di Pilkada Tangsel

Maruf El Rumi , Jurnalis-Senin, 22 Juli 2024 |12:15 WIB
Pengamat: Majunya Komika Marshel Widianto Bukti Pragmatisme Parpol di Pilkada Tangsel
Marchel Widanto menjadi bukti pragmatisme Parpol di Pilkada.
A
A
A

JAKARTA - Kehadiran komika Marshel Widianto dalam pertarungan Pilkada Tangerang Selatan menyita perhatian. Marshel yang didukung tiga partai, Gerindra, Demokrat dan PSI menjadi kandidat wakil wali kota berpasangan dengan Riza Patria sebagai calon wali kota Tangerang Selatan.

Marshel menambah daftar artis yang diangkut dalam partai politik sebagai dalam pilkada setelah sebelumnya mewarnai pertarungan pemilu legislatif. "Marshel yg ikut kontestasi dalam Pilkada tentu menambah deretan artis yang terjun di politik," pengamat politik sekaligus Founder dan Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam kepada Okezone, Senin (22/7/2024).

Menurut Arif, dari sisi konstitusi langkah partai politik mencalonkan Marshel atau juga selebritis di panggung Pilkada atau Pileg sah sah saja. Tapi, jika dilihat dari sisi kaderisasi partai mungkin akan menjadi pertanyaan. Sebab, majunya para pesohor tanpa melalui kaderisasi merupakan bentuk pragmatisme parpol dalam Pillkada dengan menggaet tokoh yang memiliki popularitas yang tinggi.

Marshel selama ini lebih dikenal sebagai komika atau artis standup komedi. Memiliki riwayat pendidikan SMA, Marshel secara mengejutkan mendapatkan dukungan dari Gerindra. Munculya Marshel mendapatkan dukungan dari kalangan selebritis Raffi Ahmad.

Sehingga ada yang menilai langkah Marshel dalam Pilkada tidak lepas dari peran dia dalam Pemilihan Presiden dimana dia dikenal menjadi pendukungan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabumig Raka. Dukungan Gerindra ke Marshel merupakan bentuk kompensasi dari apa yang dilakukan Marshel selama Pilpres.

Namun, Arif memiliki penilaian lain. Menurut dia, tiket Gerindra pada Marshel bukan bagian dari bagi bagi kekuasaan tapi lebih memberikan pada ruang elektoral. "Saya kira tidak begitu, karena bukan kekuasaan yang diberikan tapi ruang bertarung elektoral saja," tambah Imam.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement