Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Ritual Muwon Namo di Jambi yang Lama Hilang

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Senin, 22 Juli 2024 |21:52 WIB
Mengenal Ritual Muwon Namo di Jambi yang Lama Hilang
Ritual Muwon Namo di Jambi. (Foto: Ist/Festival Suku Batin)
A
A
A

Anak bungsu, Raden Singo Ano, bertugas menjaga Sungai Muaro Singoan dan tinggal di Dusun Sialang Pungguk, dikenal sebagai Raja Singo Ano. "Pada suatu ketika, musim kemarau panjang melanda Dusun Sialang Pungguk (Seberang Desa Muaro Singoan), menyebabkan kekeringan yang parah. Aliran Sungai Singoan mengering, tumbuhan mati, dan sumber makanan dari sungai hilang. Masyarakat menganggap kekeringan ini sebagai kutukan dari dewa hujan," tuturnya.

Untuk mengatasi situasi ini, katanya, masyarakat memutuskan melakukan ritual Muwon Namo untuk meminta hujan. Ritual dimulai dengan melepaskan ayam jantan sebagai persembahan di makam Rajo Singo Ano.

“Jadi jika Raden Ontar tak melaksanakan Muwon Namo, mungkin generasi hari ini tidak mengenal tradisi itu,” kata Datuk Sulaiman

Pada Festival Suku Batin IX, pemimpin ritual Muwon Namo, pemimpin doa, dan anggota ritual menyirami dan melarungkan relief naga yang terbuat dari tanah ke sungai Batanghari. Para peserta ritual membaca mantra yang kemudian akan disibah air sungai ke relief tersebut sampai luntur dan kakinya jatuh ke air sungai.

“Respons masyarakat sangat antusias, karena sudah lama tidak dilaksanakan. Orang-orang ingin tahu bagaimana nenek moyang kita meminta turun hujan. Ini adalah proses melihat kebudayaan yang perlu dijaga,” tegas Datuk Raden Sulaiman.

Selain itu, dilakukan juga penebaran benih ikan ke Sungai Batanghari. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian sungai yang telah berperan penting dalam peradaban dan kehidupan masyarakat setempat. Meskipun Desa Muaro Singoan dan desa sekitar yang merupakan rumah bagi Suku Batin IX telah menjadi tempat tinggal dari berbagai suku, berbagai tradisi dan nilai identitas budaya masih dilestarikan.

Festival Suku Batin IX juga menampilkan berbagai acara menarik seperti lomba masak Brengkes Ikan, arak-arakan dengan pakaian tradisional, lomba musik dan permainan tradisional, pameran objek diduga cagar budaya (ODCB), serta pameran UMKM lokal.

"Festival ini harapannya menjadi momentum yang baik untuk melestarikan seni dan budaya lokal,” ujar Kurator Lokal Wilayah Kabupaten Batanghari, Irma Tambunan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement