GEGARA melakukan aksi cabul kepada 10 murid yang di bawah usia 12 tahun, seorang guru ngaji berinisial S, warga desa Ngloro, Kecamatan Saptosari Gunungkidul, Yogyakarta diusir paksa dari desa untuk selama-lamanya.
Hal itu dilakukan usai dirinya mengaku bahwa telah mencabuli puluhan muridnya itu. Berikut sejumlah faktanya:
1. Awal Mula Kejadian
Kejadian berawal, ketika S yang diketahui sudah memiliki istri dan juga anak ini sering menggunakan rumahnya untuk kegiatan ngaji bersama anak anak. Secara tiba - tiba, ada murid yang mengaku tidak mau lagi mengaji di tempat tersebut dengan alasan tidak jelas.
Usai ditanya lebih lanjut, murid mengaku mendapatkan pelecehan dari S. Berawal dari pengakuan tersebut kemudian diketahui ada 10 orang murid berusia di bawah 12 tahun mengaku mendapatkan perlakuan pelecehan (dipegang payudara) dari terduga.
2. Pelaku Sempat Membantah
Berbekal keterangan tersebut, orang tua bersama beberapa tokoh langsung menanyai S dan meminta keterangan bersangkutan. Sempat membantah, S akhirnya mengakui perbuatannya. Orang tua yang geram atas perbuatannya tersebut meminta agar S dihukum adat dengan meninggalkan desa seumur hidup.
"Orang tua murid tidak mau melaporkan persoalan tersebut karena memperhatikan psikis anak. Sehingga diputuskan untuk dilakukan hukuman adat," kata Kepala Desa Ngloro Subariman, Kamis (25/7/2024)
3. Polisi Belum Periksa Korban dan Saksi
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza mengaku sudah mendengar adanya seorang guru ngaji yang mendapatkan sanksi adat usai diduga melakukan perbuatan asusila kepada 10 murid.
Polres Gunungkidul sendiri masih melakukan pendalaman mengingat belum bisa meminta keterangan sebab sejumlah orang tua yang lebih memilih S dihukum adat dengaan cara meninggalkan desa.
4. Sejumlah Korban Trauma Berat
Pihak Polres Gunungkidul sendiri juga belum bisa meminta keterangan mengingat korban yang masih anak anak harus dijaga mentalnya agar tidak mengalami trauma. Pihak Polres menghimbau kepada masyarakat untuk melaporkan berbagai bentuk permasalahan yang terjadi di desa.
"Ada pertimbangan dari orang tua sendiri karena korbannya anak anak," ujar Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza.
(Awaludin)