Di saat-saat sekaratnya, Sing meminta minum karena terasa haus yang amat sangat. Setelah diberi minum, Sing digotong pulang ke rumahnya di kawasan Lorong Roda. Besoknya, Asnawi berduka karena mengetahui kabar nyawa Sing tak terselamatkan, menjadi satu dari sekian martir dalam pertempuran sengit itu.
“Sing merupakan salah seorang prototipe pejuang rakyat yang telah berjuang tanpa pamrih untuk mempertahankan Kota Palembang dan kemerdekaan tanah air tercinta,” sebut Asnawi yang kemudian menjabat Gubernur Sumatera Selatan periode 1968-1978 itu.
“Anggota laskar Sing yang telah merasakan dirinya berbaur tanpa mengingat asal usul keturunan, telah menyerahkan pula jiwa raganya sebagai prototipe pejuang rakyat,” tulisnya di buku tersebut.
(Qur'anul Hidayat)