MINGGU, 4 Agustus 2024, Bangladesh kembali dilanda gelombang protes anti-pemerintah dan kerusuhan. Bentrokan tersebut mengakibatkan banyak korban di kalangan demonstran maupun petugas kepolisian.
Situasi di Bangladesh telah memanas sejak awal Juli 2024. Mulanya, protes dimulai oleh para mahasiswa yang menolak aturan kuota penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) untuk pejuang kemerdekaan.
Namun, aksi protes semakin meluas akibat krisis ekonomi yang melanda Bangladesh. Melansir Aljazeera, Bangladesh terus mengalami inflasi, peningkatan biaya hidup dan pengangguran selama setahun ini.
Kondisi ini memicu kemarahan massa yang menuntut pergantian pemerintah. Sementara, Pemerintah Bangladesh mengklaim bahwa terjadinya kerusuhan dipicu oleh Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), partai oposisi.
Pemerintah Bangladesh menyatakan bahwa BNP mencoba menentang hasil Pemilu tahun 2024 yang dimenangkan oleh Sheikh Hasina, Perdana Menteri. Dari kemenangan tersebut, ia berhasil mengamankan posisinya selama 4 periode secara berturut-turut.
Selama satu bulan terakhir, kerusuhan di Bangladesh telah menelan banyak korban. Berikut adalah beberapa fakta menarik terkait kerusuhan tersebut:
Kerusuhan dilaporkan terjadi di beberapa kota, seperti Barsial, Sirajganj, Magura, Comilla, Feni, dan Dhaka. Tapi, kerusuhan terbesar terjadi di Dhaka yaitu ibu kota Bangladesh. Masa merusak fasilitas publik dan memenuhi jalanan termasuk membakar pusat perbelanjaan yang terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2024.
Polisi bertindak represif dengan menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan massa.
Massa yang turun ke jalan menuntut agar PM Sheikh Hasina mundur dari jabatannya, menyusul kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, kebijakan yang dinilai menguntungkan pendukung pemerintah, dan lonjakan pengangguran.
Tuntutan yang sama juga disampaikan oleh partai oposisi BNP, yang mendesak Hasina mengundurkan diri serta digantikan oleh pemerintahan sementara yang bersifat netral. Mereka juga menyatakan bahwa Hasina melakukan kecurangan pada Pemilu 2014 dan 2018.
Menurut laporan NPR, hampir 100 orang meninggal akibat kerusuhan pada Minggu, 4 Agustus 2024. Korban yang meninggal mayoritas adalah demonstran, sementara puluhan lainnya adalah petugas polisi. Selain itu, ratusan orang luka-luka sejak kerusuhan mulai terjadi sejak Juli 2024, dengan lebih dari 200 orang mengalami luka-luka. Bulan lalu, kerusuhan yang serupa menewaskan sekitar 200 orang dan melukai ribuan lainnya.
Pemerintah meliburkan sekolah dan kampus untuk membatasi massa berkumpul dan mencegah aksi kekerasan. Protes juga menyebabkan sektor pendidikan lumpuh dan menghambat aktivitas para pekerja kantoran, yang menghadapi tantangan dalam berangkat kerja karena seruan mogok kerja, tidak membayar pajak serta mogok membayar tagihan listrik.
Sejak kerusuhan terjadi, pemerintah telah memblokir media sosial dan internet. Pada 4 Agustus 2024, layanan internet seluler yang diputus di wilayah Bangladesh. Pemerintah juga memblokir Facebook dan WhatsApp, yang digunakan untuk menyebarkan dan mengorganisir aksi demo. Zunaid Ahmed Palak, menteri Telekomunikasi Bangladesh, menyatakan bahwa internet digunakan sebagai alat untuk menyebarkan rumor, kebohongan, dan disinformasi.
Media lokal Bangladesh melaporkan bahwa Sheikh Hasina telah mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri. Dengan suka cita para demonstran merayakan kabar tersebut, beberapa di antaranya terlihat ada yang menari di atas tank. Sumber yang dekat dengan Sheikh Hasina menyatakan bahwa perdana menteri telah meninggalkan Dhaka menuju tempat yang lebih aman.
Itulah Fakta Menarik di Balik Demo Besar-Besaran di Bangladesh yang perlu kalian ketahui.
(Maruf El Rumi)