Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Skandal Kumpul Kebo di Asrama Tentara Masa Hindia Belanda, Wanita Pribumi Dijadikan Gundik

Solichan Arif , Jurnalis-Minggu, 01 September 2024 |06:04 WIB
Skandal Kumpul Kebo di Asrama Tentara Masa Hindia Belanda, Wanita Pribumi Dijadikan Gundik
Minah dan Thomas bersama anak dari hubungan keduanya, tahun 1897. (Foto: Repro/Ist)
A
A
A

“Posisi mereka berada di antara perempuan biasa dan pelacur,” kata Anggota Perlemen Scheuren dalam pandangan umum 29 November 1911.

Nasib buruk membayangi para nyai pribumi. Saat umur mereka bertambah tua, fisik tak lagi menarik dan apalagi ditambah adanya anak hasil pergundikan, eksistensi nyai pribumi mulai terancam. Seorang nyai bisa tiba-tiba dikeluarkan dari tangsi karena tak lagi dikehendaki pasangan kumpul kebonya. Sebab hubungan tentara Eropa dengan nyai pribumi tidak pernah sederajat.

“Hubungan antara orang Eropa, bahkan yang brengsek dan miskin sekali pun, dengan nyai Pribumi di dalam tangsi tidak pernah sederajat,” kata Reggie Baay.

Selain usia yang bertambah tua dan tak menarik, mutasi si tentara ke tempat lain juga bisa menjadi ancaman. Kemudian habisnya masa kontrak di mana si tentara harus pulang ke Eropa.

Para nyai yang bernasib sial itu tak lagi memiliki masa depan, yakni baik di dunia Eropa maupun di dunia pribumi. Tak jarang mereka yang tak lagi berpenghasilan dan harus merawat anak-anaknya sendiri itu akhirnya menceburkan diri ke jalur prostitusi.

Dalam perjalanannya kemudian, protes terhadap praktik pergundikan tangsi militer bermunculan. Protes datang dari masyarakat Eropa di Hindia Belanda yang mendesak untuk dihapuskan. Pergundikan dianggap sebagai penyebab munculnya penyakit kelamin di kalangan tentara KNIL.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement