Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Skandal Kumpul Kebo di Asrama Tentara Masa Hindia Belanda, Wanita Pribumi Dijadikan Gundik

Solichan Arif , Jurnalis-Minggu, 01 September 2024 |06:04 WIB
Skandal Kumpul Kebo di Asrama Tentara Masa Hindia Belanda, Wanita Pribumi Dijadikan Gundik
Minah dan Thomas bersama anak dari hubungan keduanya, tahun 1897. (Foto: Repro/Ist)
A
A
A

Para tentara lajang itu mendapatkan nyai dengan berbagai cara. Ada yang mencari. Ada yang mendapat dari tawaran keluarga yang sengaja menawarkan anak gadisnya.

Kemudian banyak yang mendapatkan dari perempuan pribumi yang menawarkan diri untuk menjadi nyai. Banyak dari perempuan itu yang sebelumnya bekerja di warung makan tidak jauh dari tangsi.

“Mereka mencari pasangan pergundikan dengan berdiri di gerbang tangsi, dan menawarkan diri kepada para serdadu yang baru datang dari Eropa, dan kepada mereka yang mencari nyai,” tulis Reggie Baay dalam Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda.

Para nyai di tangsi militer kebanyakan berusia 12-35 tahun. Nyai berusia 30 tahun sudah dianggap tua. Selain perempuan pribumi, tak sedikit nyai keturunan Indo- Eropa. Mereka yang berasal dari hasil pergundikan sebelumnya.

Berbeda dengan nyai perempuan pribumi. Nyai Indo - Eropa selalu selektif dalam memilih pasangan. Perwira berpangkat rendah dan sejenisnya, selalu menjadi favoritnya. Hal itu yang membuat nyai keturunan Indo-Eropa dipandang lebih tinggi dari nyai pribumi.

Sementara bagi sebagian perempuan pribumi, menjadi nyai adalah cara melepaskan diri dari kemiskinan. Motif utamanya ekonomi. Dengan menjadi nyai biaya hidup lebih terjamin. Penghasilan lebih teratur, termasuk adanya pendapatan tambahan dari jasa mencuci pakaian serdadu yang lain.

Namun di sisi lain mereka berhadapan dengan resiko sosial yang besar. Menjadi nyai dianggap merendahkan diri sendiri. Apalagi jika pasangannya seorang Eropa, mereka dianggap telah merendahkan diri di depan bangsa sendiri. Akibatnya tidak mendapat tempat lagi di masyarakat.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement