Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Tentara Belanda Hancur Lebur Digempur Rakyat Minahasa dengan Senjata Tak Terduga

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 25 Desember 2024 |07:33 WIB
Kisah Tentara Belanda Hancur Lebur Digempur Rakyat Minahasa dengan Senjata Tak Terduga
Kisah Tentara Belanda Hancur Lebur Digempur Rakyat Minahasa dengan Senjata Tak Terduga/ist
A
A
A

JAKARTA - Buntunya perundingan antara pemimpin - pemimpin wilayah di Minahasa dengan Belanda memaksa bersiaga. Para walak - walak atau tokoh-tokoh wilayah melakukan persiapan menghadapi segala kemungkinan serangan pasukan Belanda. Konsolidasi kekuatan dilakukan dengan mengirimkan pasukan ke Tondano untuk memperkuat pasukan yang ada.

Pemimpin pasukan ditetapkan, yakni Tewu dari walak Tondano yang dibantu oleh Wailantukan, Walalangi, Rumaper, dan Rumambi. Mereka mengirim utusan ke Filipina melalui Atep, untuk memperoleh perlengkapan senjata.

Situasi yang sedang berlangsung di Filipina mendukung maksud dan tujuan Minahasa. Ketika itu Inggris, yakni Raffles. memulai gerakan-gerakan penyusupan dalam upaya menyebarkan pengaruh di Kepulauan Filipina, berawal dari Kepulauan Sulu, Filipina Selatan.

"Utusan itu kembali ke Minawanua dengan membawa serta senapan, meriam, dan amunisi yang diperoleh dengan cara barter," demikian dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", Rabu (25/12/2024).

Kontak senjata pertama antara Minahasa dan Belanda terjadi di daerah Tonsea Lama. Sebelumnya, sebuah serangan tiba-tiba menyebabkan Koya berhasil direbut, dan menewaskan bekas kepala walak Korompis dan membakar perkampungan di Koya.

Serangan berlanjut ke Tataaran tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti. Pasukan yang dipimpin Letnan Jacobus Helder membuka jalan bagi pasukan Levi Sanders melanjutkan serangan ke Tonsea Lama. Sekelompok kecil pasukan Minahasa yang sedang membangun pertahanan di daerah itu mencoba menahan kedatangan pasukan Belanda.

Di Tataaran, pasukan Belanda mendirikan markas komandonya. Karena kekuatan yang tidak seimbang, pasukan Minahasa tidak dapat menahan gerak maju pasukan Belanda. Sejumlah serdadu Belanda mendekati Temberan dan membendung aliran sungai itu.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement