Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perlawanan Balik ke Belanda Eks Wilayah Mataram Usai Kematian Sang Sultan 

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 04 September 2024 |07:15 WIB
Perlawanan Balik ke Belanda Eks Wilayah Mataram Usai Kematian Sang Sultan 
Ilustrasi
A
A
A

Saat itu Madiun memiliki 12.000 orang, Jogorogo 1.200 orang, Pacitan dan Kaduwang 2.000 orang, Ponorogo 12.000 orang, dan Caruban, termasuk Blora 3.000 orang pasukan. Pasukan ini dibawah Komando Tumenggung Surowijoyo, yang membela dan berkoalisi dengan Belanda.

Tapi pasca kematian Pakubuwono I atau Sultan Amangkurat IV, ada pergolakan kekuasaan di Internal kerajaan hingga muncul enam kandidat yang berebut tahta. Dari enam itu, dua di antaranya Pangeran Purboyo dan Pangeran Blitar, saudara laki-laki Sultan Amangkurat IV dari ibu yang sama. Mereka memiliki basis pendukung yang kuat di Madiun dan Ponorogo.

Di Ponorogo, sang bupati Tumenggung Surobroto yang memiliki 12.000 pasukan itu memang sempat membuat kesepakatan dengan Belanda. Kesepakatan itu terjalin usai konferensi besar di Kartasura semasa Sultan Amangkurat IV masih hidup. Tapi pada awal 1720 telah bergabung sekali lagi dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan ke Belanda.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement