JAKARTA - Cuaca panas terik terjadi akhir-akhir ini di sebagian wilayah Indonesia. Meskipun sebagian wilayah masih berada di musim kemarau, namun fenomena cuaca panas terik ini cukup membuat “gerah” masyarakat. Lalu, apa penyebabnya?
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto melaporkan data pemantauan BMKG pada 5 September 2024, tercatat suhu udara maksimum hingga 35,9 derajat Celcius di Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah.
Meski begitu, Guswanto memastikan bahwa suhu udara di wilayah Indonesia saat ini masih dalam kategori normal. “Suhu di wilayah Indonesia masih dalam kategori normal. Berdasarkan data Suhu Maksimum Harian, nilai tertinggi 35,9 di Stasiun Maritim untuk tanggal 5 September di Semarang,” ungkap Guswanto kepada MNC Portal, Jumat (6/9/2024).
Lebih lanjut, Guswanto juga mengatakan bahwa peningkatan suhu maksimal saat ini terjadi dikarenakan gerak semu matahari dari Belahan Bumi Utara (BBU), kemudian mulai mendekat dan tepat berada di garis ekuator pada 23 September mendatang. “Pada saat ini matahari masih berada di BBU, betul nanti pada saat 23 September berada di ekuator,” ujarnya.
Sementara itu, Guswanto juga menjelaskan berdasarkan data citra satelit cuaca harian terpantau bahwa di wilayah selatan Belahan Bumi Selatan (BBS) tutupan awan terlihat sangat jarang bahkan clear. Sehingga sinar matahari secara optimal jatuh ke permukaan bumi BBS, sehingga menyebabkan suhu terasa terik.