Waktu yang mereka habiskan biasanya di rumah, bercengkerama dengan keluarga, atau menikmati makanan sederhana seperti bakso dan ketupat tahu ketika memiliki uang lebih. Ketika Bibit lulus dari AKABRI Darat pada tahun 1972 dan dipindahkan ke Medan, Sumatera Utara, hubungan mereka diuji oleh jarak.
Meski terpisah, mereka tetap menjaga komunikasi dengan rutin berkirim surat setiap minggu. "Kami menjaga komitmen. Di Medan, saya tidak pernah pacaran dengan orang lain. Kami hanya terhubung melalui surat,” kata Bibit.
Setelah tiga tahun menjalani hubungan jarak jauh, Bibit melamar Sri yang baru saja lulus SMA pada usia 19 tahun. Mereka menikah pada Juni 1975 dalam sebuah upacara yang sangat sederhana, dengan mahar berupa Alquran.
Setelah menikah, mereka memulai kehidupan sederhana sambil mengikuti perkembangan karier Bibit di militer. Bibit memegang berbagai posisi penting, termasuk Danyonif 407/Padma Kusuma, Dandim 0703/Cilacap, Danrem 043/Garuda Hitam, dan akhirnya Pangkostrad.
Setelah pensiun, Bibit beralih ke dunia politik dan terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah bersama Rustriningsih pada Pilgub 2008. Karier politiknya berakhir setelah kalah dari Ganjar Pranowo pada Pilgub Jateng 2013. Kini, Bibit menikmati masa pensiunnya dengan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan terus merawat cintanya.
(Arief Setyadi )