RIYADH - Arab Saudi mengutuk keras tindakan pendudukan yang dilakukan Israel. Mereka juga menegaskan tidak akan pernah mengakui Israel selama negara Palestina belum berdiri.
Penegasan ini disampaikan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyusul belum ada tanda tanda penghentian tindakan invasi Israel. Ditambah Israel melakukan perluasan perang dengan insiden ledakan bom pager dan walkie-talkie di beberapa wilayah Lebanon.
“Kerajaan tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata Mohammed bin Salman, Rabu (18/9) waktu setempat seperti dikutip Arabnews.
Penegasan itu disampaikan (MBS) dalam pidato tahunannya di hadapan Dewan Syura, berbicara atas nama ayahnya, Raja Salman. Mohammed bin Salman menambahkan, Kerajaan Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa adanya pengakuan terhadap Palestina.
Secara khusus, dia juga memberikan apresiasi terhadap “negara-negara yang mengakui negara Palestina sebagai perwujudan legitimasi internasional.” Kepada negara-negara lain yang belum melakukannya, Mohammed bin Salman berharap agar “mengambil langkah serupa.”
Tahun lalu, Arab Saudi hampir menormalisasi hubungan dengan Israel, dengan dukungan Amerika Serikat. Namun, pecahnya kekerasan pada bulan Oktober antara Israel dan Hamas mendorong Riyadh menghentikan rencana tersebut.
Awal tahun ini, sumber yang dekat dengan pejabat Saudi mengonfirmasi bahwa pembicaraan normalisasi akan mengalami penundaan, karena Kerajaan tersebut mengupayakan pakta pertahanan AS sebagai bagian dari setiap kesepakatan potensial.
(Maruf El Rumi)