Ia kemudian tinggal di hutan lereng Gunung Arjuno dan berteman dengan para pendeta yang suci kelakuannya, dan seorang hamba setianya Narottama. Selama tinggal di hutan lereng gunung inilah Airlangga hidup layaknya kaum pertapa, ia memakai pakaian kulit kayu dan makan apa saja yang dimakan oleh pendeta.
Selama tinggal di hutan, Airlangga tidak pernah melupakan pemujaan terhadap dewa - dewa siang dan malam. Sebab itu para dewa sangat besar cinta kasih kepadanya. Mereka berharap agar Airlangga memperoleh pohon keinginan untuk melindungi dunia, memperbaiki bangunan suci dan menghancurkan semua kekuatan jahat di dunia.
(Qur'anul Hidayat)