BEIRUT – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai situasi di Timur Tengah semakin memanas dan memburuk setiap jamnya. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Selasa (8/10/2024) bahwa serangan Israel di Lebanon, termasuk terhadap warga sipil, mengancam seluruh wilayah.
"Kita berada di ambang perang habis-habisan di Lebanon, dengan konsekuensi yang sudah menghancurkan, tetapi masih ada waktu untuk menghentikannya," katanya. "Kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati,” lanjutnya.
Sebelumnya pada Selasa (8/10/2024), Wakil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa kelompok itu mendukung upaya sekutu politik mereka, Ketua Parlemen Nabih Berri, untuk mengamankan penghentian pertempuran. Qassem menambahkan bahwa kelompok itu tetap terorganisasi dan telah mengatasi "pukulan yang menyakitkan."
Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan roket pada Selasa (8/10/2024) ke kota Haifa di Israel utara, sementara Israel mengatakan pihaknya mencegat puluhan roket dan menyerang beberapa peluncur roket Hizbullah.
Seperti diketahui, serangan membabi-buta Israel terhadap Beirut dan beberapa wilayah di Lebanon telah menewaskan banyak orang. Warga Lebanon kehilangan nyawa hingga kehidupan mereka yang normal.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa lebih dari 2.000 orang kini tewas dalam serangan Israel di negara tersebut. Termasuk 127 anak-anak dan 261 wanita.
Pemerintah Lebanon mengatakan sebanyak 1,2 juta orang telah meninggalkan rumah mereka selama setahun terakhir. Hampir 180.000 orang berada di pusat-pusat yang disetujui untuk para pengungsi.
Selain itu, lebih dari 400.000 orang telah melarikan diri ke Suriah yang dilanda perang, termasuk lebih dari 200.000 pengungsi Suriah. Situasi ini digambarkan oleh kepala badan pengungsi PB sebagai salah satu absurditas yang tragis.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan ada kekhawatiran luar biasa terhadap kemampuan Lebanon untuk terus memenuhi kebutuhan pangannya sendiri karena ribuan hektar lahan pertanian telah dibakar atau ditinggalkan.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa (8/10/2024) bahwa militer Israel telah membunuh Hashem Safieddine. Yakni calon pengganti pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan Israel di Beirut pada tanggal 27 September lalu.
Safieddine adalah sepupu Nasrallah dan pejabat senior dalam organisasi tersebut dan diperkirakan akan menggantikannya. Ia tidak terdengar kabarnya sejak minggu lalu, ketika Israel melancarkan serangkaian serangan udara hebat di pinggiran kota Beirut yang merupakan benteng Hizbullah.
(Susi Susanti)