JAKARTA - Cuaca panas masih melanda sejumlah wilayah di Indonesia hingga akhir bulan Oktober 2024. Bahkan, Stasiun Meteorologi Gewayantana, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan suhu udara mencapai 38,3 derajat Celcius per 28-29 Oktober 2024. Lalu, apa penyebabnya?
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa panas yang terjadi akhir-akhir ini salah satu penyebabnya karena gerak semu matahari tepat di atas wilayah Indonesia bagian selatan, ditambah adanya Siklon atau Badai Tropis Trami dan Kong-Rey di Filipina yang mengurangi tutupan awan, sehingga udara terasa lebih panas.
"Akhir-akhir ini Indonesia justru merasakan cuaca panas. Apa penyebabnya? Ternyata, gerak semu matahari sedang berada di atas wilayah Indonesia bagian selatan, ditambah badai tropis Trami dan Kong-Rey di Filipina yang mengurangi tutupan awan, sehingga udara terasa lebih panas," ujar Dwikorita lewat akun media sosial resmi BMKG, Rabu (30/10/2024).
Lebih lanjut, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan bahwa suhu panas di sejumlah wilayah di Indonesia masih berpotensi bertahan selama beberapa hari kedepan.
"Kondisi suhu panas diprediksi masih akan bertahan di wilayah Jawa hingga NTT selama beberapa hari ke depan. Kondisi tersebut terus dipantau oleh BMKG karena perubahan cuaca sangat dinamis dan tergantung pada dinamika cuaca regional dan pola pergerakan atmosfer secara keseluruhan yang sedang aktif di wilayah Indonesia," ujar Andri.
Senada, Andri juga mengatakan jika Siklon Tropis Kong-Rey yang saat ini aktif di Samudra Pasifik turut memengaruhi pola cuaca di kawasan ini dengan menarik kelembapan dari wilayah sekitar, termasuk Jawa hingga NTT, sehingga menciptakan kondisi udara yang kering dan meningkatkan suhu.