Perebutan kekuasaan antara putra Jin Bun itu dicatat juga dalam kronik Tionghoa dari klenteng Sam Po Kong di Semarang dengan tarikh tahun 1521. Dalam Babad Tanah Jawi, hanya dinyatakan bahwa putra sultan Trenggana yang bernama Sunan Prawata berutang pati kepada Arya Penangsang Jipang, karena ia pernah membunuh Pangeran Seda Lepen, ayah Arya Penangsang Jipang.
Sunan Prawata adalah putra sulung Pangeran Trenggana. Dalam berita Tionghoa dari klenteng Sam Po Kong di Semarang, namanya Muk Ming. Dengan matinya Pangeran Seda Lepen, maka pangeran Trenggana dapat menguasai takhta kesultanan Demak.
Sunan Prawata alias Muk Ming membantu pekerjaan Kin San alias Raden Kusen dalam pembuatan kapal untuk memperbesar armada Demak, karena Sultan Trenggana bermaksud mengusir orang-orang Portugis dari kepulauan Indonesia Timur.
Sementara, Sultan Trenggana berniat merebut monopoli dagang rempah-rempah di kepulauan Maluku dari tangan orang - orang Portugis, yang telah berhasil membangun gudang - gudang di berbagai tempat sejak tahun 1527 demi pemborongan dan penyimpanan hasil bumi rempah-rempah.
Sunan Prawoto dalam waktu lima tahun, menyelesaikan seribu kapal jung besar yang masing-masing dapat memuat 400 orang prajurit. Suatu produksi yang boleh dibanggakan. Siang malam tukang kayu di galangan kapal Semarang bekerja keras membanting tulang.
Pada tahun 1546, armada Demak bergerak ke jurusan timur menuju Kepulauan Maluku, tetapi pada waktu itu, Tung Ka Lo atau Sultan Trenggono yang merupakan Sultan Demak ketiga, konon yang ikut serta dalam armada mendadak wafat. Muk Ming naik takhta kesultanan Demak sebagai penggantinya, karena ia adalah putra sulung.
Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat orang putri. Putra yang pertama perempuan, kawin dengan Pangeran Langgar; putra yang kedua laki-laki, yakni Sunan Prawata alias Muk Ming, putra yang ketiga perempuan, kawin dengan Pangeran Kalinyamat, putra yang keempat perempuan, kawin dengan Pangeran Cirebon, putra yang kelima perempuan lagi, kawin dengan Jaka Tingkir, putra yang keenam adalah laki- laki, yakni Pangeran Timur alias Toh A Bo.
(Angkasa Yudhistira)