Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Picu Kontroversi, Proyek Bendungan PLTA China Dapat Protes Keras di Tibet

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 19 Desember 2024 |10:09 WIB
Picu Kontroversi, Proyek Bendungan PLTA China Dapat Protes Keras di Tibet
Bendungan Tiga Ngarai China di Hubei. (Foto; AP)
A
A
A

JAKARTA – Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) China di Tibet dilaporkan telah memicu kontroversi. Tidak hanya terkait lingkungan, proyek itu ditenggarai juga mengancam kebudayaan Tibet.

Laporan Kampanye Internasional untuk Tibet yang dilansir The Singapore Post menuduh Partai Komunis China (PKC) mengejar proyek tersebut dengan agresif tanpa memedulikan suara dari warga Tibet, konsekuensi lingkungan, dan kesejahteraan negara-negara hilir. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa proyek tersebut mengedepankan tujuan poltik ketimbang dampaknya pada manusia dan ekologi.

Menurut laporan tersebut, ratusan bendungan yang dibangun atau direncanakan telah menutupi seluruh dataran tinggi Tibet. Rencana pembangunan bendungan PLTA China yang cepat telah menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada peradaban Tibet, lingkungan, negara-negara hilir, dan iklim.

Tak hanya Tibet, negara-negara di hilir seperti Bangladesh, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam juga dilaporkan terkena dampak dari proyek pembangunan PLTA China ini. Setidaknya 11 dari 13 bendungan PLTA yang dioperasikan Beijing dituduh menahan air di hulu selama musim kemarau. Akibatnya, aliran sungai Mekong menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir yang berdampak pada sektor pertanian, perikanan, dan mata pencaharian jutaan orang di negara-negara tersebut.

"Skala dan cakupan pembangunan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air China tidak dapat dipercaya dan tidak masuk akal," kata Tencho Gyatso, Presiden Kampanye Internasional untuk Tibet.

Aksi Protes Warga Tibet

Laporan tersebut menemukan bahwa proyek bendungan tersebut akan menggusur 1,2 juta warga Tibet yang tinggal di wilayah pembangunan, dan menghilangkan mata pencaharian mereka.

Disebutkan bahwa lebih dari 80 persen bendungan dengan kapasitas 100 MW atau kurang dari 100 MW menimbulkan ancaman bagi peradaban Tibet, keberlanjutan lingkungan, dan iklim. Dari jumlah tersebut, 60 persen masih dalam tahap proposal atau persiapan, yang memberikan peluang untuk mengubah arah.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement