Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Iran Pertimbangkan Pindahkan Ibu Kotanya dari Teheran

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 10 Januari 2025 |06:57 WIB
Iran Pertimbangkan Pindahkan Ibu Kotanya dari Teheran
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

TEHERAN - Iran dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke Makran, di wilayah pesisir selatan. Pemindahan ibu kota ini dipertimbangkan karena alasan ekonomi dan ekologi, demikian dilaporkan media Iran.

Pemindahan ibu kota Iran akan memakan biaya besar, waktu yang lama, dan akan mengubah identitas budaya negara secara signifikan. Rencana ini telah membuat Presiden Masoud Pezeshkian yang telah menerima kritik dari para politisi dan pihak lain terkait masalah ini.

Ide Pemindahan Ibu Kota Iran

Teheran ditetapkan sebagai ibu kota negara oleh Āghā Moḥammad Khān, penguasa pertama dinasti Qājār di Iran, lebih dari 200 tahun yang lalu.

Ide pemindahan ibu kota ke tempat lain pertama kali diperkenalkan di bawah kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad pada awal 2000-an. Ide ini dimunculkan sekali lagi oleh Pezeshkian sebagai cara untuk menyelesaikan masalah Teheran terkait kelebihan populasi, kelangkaan air, kekurangan listrik, dan banyak lagi.

Meskipun telah dibahas sebelumnya, ide ini tidak pernah diupayakan karena kendala keuangan dan perdebatan politik. Namun, menurut juru bicara pemerintah Iran, rencana ini sekarang sedang kembali dibahas.

"Ibu kota baru pasti akan berada di selatan, di wilayah Makran, dan masalah ini saat ini sedang digarap," kata Juru Bicara Pemerintah Fatemeh Mohajerani, sebagaimana dilansir Iran International.

"Kami tengah mencari bantuan dari akademisi, elit, dan pakar, termasuk insinyur, sosiolog, dan ekonom," tambahnya, seraya mencatat bahwa proyek tersebut saat ini masih dalam tahap penjajakan.

 

Dengan lebih dari 9 juta penduduk, Teheran telah lama menghadapi kelebihan populasi serta polusi udara, sehingga ibu kota tersebut menjadi salah satu kota dengan polusi terburuk di dunia. Ibu kota Iran juga menghadapi apa yang disebut sebagai "kebangkrutan air," selain kekurangan listrik dan gas.

Gagasan untuk memindahkan ibu kota ke selatan menjadi populer selama masa kepresidenan Ahmadinejad karena ibu kota saat ini bermasalah dengan gempa bumi. Pada pertengahan tahun 2000-an, mantan Presiden Iran Hassan Rouhani mengangkat kembali pembahasan tersebut saat ia mencatat pertumbuhan Teheran yang tidak berkelanjutan dan masalah lingkungan.

Pembangunan Makran

Dalam pertemuan minggu lalu, Pezeshkian mengemukakan kemungkinan pemindahan ibu kota lagi. Ia berkata, "Salah satu alasan yang membuat kami mempertimbangkan pemindahan ibu kota adalah ketidakseimbangan antara sumber daya dan pengeluaran di Teheran.

"Mengangkut bahan mentah dari selatan ke pusat, mengolahnya, lalu mengembalikannya ke selatan untuk diekspor menguras daya saing kita. Kita harus memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke selatan dan lebih dekat ke laut."

Makran, yang terletak di provinsi Sistan dan Baluchestan Iran, sangat dekat dengan Teluk Oman dan karenanya memiliki berbagai peluang untuk meningkatkan kemampuan perdagangan negara tersebut, menurut media Tehran Times.

Berbicara tentang kota tersebut awal minggu ini, Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Aref berkata, "Selain pembangunan yang berorientasi laut, pembangunan Makran merupakan prioritas bagi pemerintah saat ini."

Banyak negara telah mengambil langkah untuk memindahkan ibukotanya ke daerah lain karena berbagai alasan, salah satunya adalah Indonesia yang akan memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Negara lain yang juga pernah memindahkan ibu kotanya di antaranya Jerman, Rusia, Australia, dan Kazakhstan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement