Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pasca Gempa, Aktivis Kecam Upaya China Ganti Nama Tibet Jadi Xizang

Rahman Asmardika , Jurnalis-Minggu, 12 Januari 2025 |13:05 WIB
Pasca Gempa, Aktivis Kecam Upaya China Ganti Nama Tibet Jadi Xizang
Aktivis kemerdekaan Tibet.
A
A
A

JAKARTA - Masyarakat Tibet di pengasingan menyampaikan kekecewaan karena China menggunakan istilah 'Xizang' untuk menyebut Tibet guna mendapatkan pengakuan global setelah peristiwa gempa bumi yang baru-baru ini melanda wilayah tersebut. Gempa ini menjadi salah satu yang terburuk yang mengguncang wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir, dengan ratusan korban dilaporkan tewas. 

Pihak berwenang dan tanggap darurat China segera bekerja di lokasi gempa melakukan aksi penyelamatan dan penyaluran bantuan bagi para korban. Namun, laporan media Negeri Tirai Bambu mengenai gempa dan tindakan pemerintah China terkait gempa tersebut mendapat sorotan, terutama dari warga Tibet di pengasingan. 

Sorotan tersebut berkaitan dengan pengggunaan nama "Xizang" untuk menyebut wilayah otonomi Tibet. 

Pengunaan Xizang Sebagai Ganti Tibet

Menurut laporan di South China Morning Post (SCMP), “Xizang” adalah pinyin, atau romanisasi bahasa Mandarin, dari aksara Mandarin untuk “Tibet”.

Orang-orang Tibet di pengasingan meyakini bahwa China dan beberapa media menggunakan peristiwa berkabung pascagempa untuk perlahan-lahan menghapus nama Tibet.

“Sangat menyedihkan melihat tidak hanya China tetapi juga beberapa media China yang dibayar dan juga beberapa media besar di dunia menggunakan Xizang sebagai pengganti nama Tibet,” kata Tenzin Phakdon, seorang aktivis dari Students for a Free Tibet kepada kantor berita ANI.

“Kami sangat sedih melihat hilangnya lebih dari 128 nyawa saudara-saudari saya di Tibet akibat gempa bumi baru-baru ini, tetapi kemudian China dan beberapa media lain menggunakan peristiwa menyedihkan ini untuk mengecilkan nama Tibet itu sendiri karena itu bukan hanya China, tetapi juga beberapa media lain,” sambungnya, dikutip dari Tribune India, Minggu (12/1/2025).

“Jadi kami pasti akan menangani semua media itu dan kami juga telah menghubungi beberapa media, untuk tidak menggunakan Xizang dan menggunakan kata Tibet. Kami sangat khawatir, di PBB mereka menggunakan Xinjiang alih-alih Uyghur dan Turkistan Timur, jadi kami khawatir bahwa dalam 10 tahun atau 20 tahun ke depan, itu mungkin terjadi juga pada orang Tibet, jadi itulah sebabnya kami telah bekerja sangat keras untuk memberi tahu semua orang di tingkat akar rumput bahwa itu adalah Tibet dan bukan Xizang,” ungkap Phakdon.

 

Aktivis Tibet lainnya di Dharamshala, Tenzin Rinzin mengatakan kepada ANI, "Sebagai orang Tibet, kami merasa ini adalah salah satu tindakan paling menjijikkan oleh China.”

Menurutnya, penggantian nama Tibet menjadi Xizang adalah salah satu kebijakan untuk menyebarkan dan memutarbalikkan sejarah di wilayah tersebut. Tibet adalah dan selalu akan disebut sebagai Tibet, tegas Rinzin.

“Tidak ada nama lain dalam sejarah jika Anda melihat ke belakang. Ini adalah manuver China untuk memutarbalikkan sejarah dan kita telah melihat khususnya sekarang, sungguh menyedihkan melihat media internasional, mengatakan hal yang sama tentang Partai Komunis China,” tuturnya.

“Mereka menggunakan Xizang dan beberapa dari mereka bahkan menggunakan Tibet China yang tidak masuk akal dan saya pikir kelalaian seperti itu, kesalahan seperti itu adalah tunduk pada propaganda China. Ini adalah sesuatu yang kami keberatan bahwa kami harus berhati-hati dalam hal menggunakan istilah-istilah tersebut karena ini disebarkan oleh China,” ujar Rinzin.

Gempa Bumi Tibet

Gempa yang engguncang wilayah terpencil Tibet pada 7 Januari 2025 telah menewaskan setidaknya 126 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, dengan getaran yang terasa di Nepal, Bhutan dan beberapa bagian India utara, menurut laporan Al Jazeera. Gempa bumi tersebut diikuti oleh 49 gempa susulan.

Episentrum gempa bumi adalah Shigatse, salah satu kota tersuci di Tibet, dengan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa gempa bumi tersebut berkekuatan magnitudo 7,1, sementara Pusat Jaringan Gempa Bumi China (CENC) mencatat kekuatannya di angka 6,8.

Sebelumnya, ratusan warga Tibet di pengasingan berkumpul di Dharamshala untuk berduka dan menyampaikan doa khusus sepanjang malam untuk para korban gempa bumi. Para biksu dan biarawati memimpin doa khusus di kuil utama Tibet, Tsuglagkhang, Dharamshala.

Empat LSM terkemuka Tibet, termasuk Kongres Pemuda Tibet, Asosiasi Wanita Tibet, Mahasiswa untuk Tibet Merdeka, dan Partai Demokratik Nasional Tibet, telah bersama-sama menyelenggarakan layanan doa khusus tersebut.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement