JAKARTA - Banjir bandang menerjang 10 desa di 3 kecamatan, wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Akibat banjir bandang itu, sebanyak 3 orang meninggal dunia dan 622 kepala keluarga (KK) terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, saat ini banjir bandang menyisakan material lumpur di Kecamatan Bolo. Sedangkan di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, sempat diterjang banjir bandang lagi.
"Data terkini, 10 desa di 3 kecamatan terdampak dengan jumlah desa terbanyak di Kecamatan Ambalawi dengan 6 desa. Korban meninggal dunia 3 orang, hilang 5 dan terdampak 622 KK," kata Aam sapaan Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Kamis (6/2/2025).
Aam mengatakan, banjir bandang di NTB berdampak pada 270 rumah, sedangkan pada kategori hanyut 8 unit, rusak sedang 3 dan rusak ringan 5. Pada sektor publik, bangunan rusak ringan berupa fasilitas umum 1, sekolah 1 dan kesehatan 1.
Kemudian, infrastruktur rusak berat berupa bendungan 7 unit, jembatan rusak berat 7 dan talud sepanjang 10 m, sedangkan 2 lain rusak sedang. Drainase dan tanggul juga mengalami rusak sedang.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi, Aam mengatakan BNPB terus mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu siap siaga. Berbagai upaya dapat dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan, seperti memantau kondisi tanggul, pembersihan saluran air atau pun penyiapan pompa air.
"Peringatan dini cuaca pada hari ini, Kamis (6/2) dengan potensi hujan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang dan petir di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, seluruh wilayah Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Maluku," imbaunya.
(Arief Setyadi )