Meski keadaan jembatan gantung rusak parah dan nyaris ambruk, lanjut dia, warga dan anak-anak sekolah terpaksa harus melintas di jembatan itu. Tidak ada akses lain yang bisa dilalui warga ketika hendak melakukan aktivitas.
"Ya, meski memprihatinkan dan bertaruh nyawa terpaksa kami lewat jembatan ini ketika hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Karena tidak ada akses lain," tuturnya.
Salah seorang anak SDN Nanggala, Nisa mengaku, merasa was-was saat melintasi jembatan gantung ketika hendak pergi ke sekolah. Ia takut jembatan tibat-tiba putus dan jatuh ke sungai. Tapi karena tidak ada akses kain, ia dan teman-temannya pun terpaksa harus tetap melintasi jembatan itu.
"Setiap hari kami melintasi jembatan ini ketika hendak pergi sekolah. Iya takut jatuh, karena bangunannya sudah banyak yang rusak, semoga saja bisa cepat dibenerin," katanya.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan dari pihak Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
(Arief Setyadi )