Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisruh Pembelian Gas Melon, Adi Prayitno: Warga Mana Tahu Pangkalan Ada di Mana

Danandaya Arya putra , Jurnalis-Jum'at, 07 Februari 2025 |03:04 WIB
Kisruh Pembelian Gas Melon, Adi Prayitno: Warga Mana Tahu Pangkalan Ada di Mana
Adi Prayitno
A
A
A

JAKARTA - Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan, minimnya sosialisasi membuat warga tak mengetahui lokasi pangkalan untuk bisa membeli LPG 3 Kg. Sebab selama ini warga dengan mudah membeli di warung kelontong dekat mereka tinggal.

"Karenanya ketika ada usulan bahwa membeli tabung gas 3 kg tak lagi di eceran ke pangkalan kenapa kisruh, karena yang selama ini menjadi akses supaya warga bisa mendapatkan tabung gas adalah eceran," kata Adi dalam program interupsi yang tayang di Inews TV, Kamis (6/2/2025).

"Kan pak Bahlil ngomong ini masa transisi gampang kok stop eceran ke Pangkalan nah problemnya setiap orang enggak tahu pangkalan di daerahnya di mana," sambungnya.

Dia lantas membandingkan biaya yang harus dikeluarkan warga khususnya di kampung halamannya ketika harus pergi ke pangkalan hanya untuk membeli gas melon. Kocek yang dirogoh jauh lebih mahal ketimbang membeli di warung kelontong.

"Kalau kampung saya kebetulan di desa untuk ke pangkalan ke Kabupaten itu butuh waktu 3 jam dan itu bisa jarak 30 sampai 35 km dan itu bisa habis duit Rp 40.000 sampai Rp 50.000 itu kan bisa dua kali lipat beli tabung gas. nah itu yang tidak dipikirkan secara komprehensif," ucapnya.

Belum lagi, ketika ada warga yang tengah malam tiba-tiba memerlukan gas melon untuk sesuatu kebutuhan. Dia menyebut selama ini tak ada pangkalan yang membuka kiosnya seharian full.

"Pedagang eceran ini kan buka 26 jam, jadi kalau ada orang kesulitan habis gas tengah malam enak ini sekalipun harganya berlipat ganda enggak ada soal kok, ini bukan soal daya beli," tuturnya.

Di sisi lain, terkait upaya menjadikan warung kelontong menjadi pangkalan, para pedagang pasti akan membayangkan rumitnya administrasi yang harus mereka kerjakan. Padahal kata Adi, warung-warung kecil hanya sekedar menjual tabung gas dengan jumlah terbatas.

"Eceran ini cuman jualan tabung gas paling banyak 15 biji kok untungnya kalau dihitung di anatar 15 biji tabung gas ga lebih dari 40.000 dan itu dianggap kebocoran," tambahnya.
 

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement