Dengan demikian, negara Tanete dikuasai oleh Belanda. Untuk menjaga perlawanan yang mungkin timbul lagi, Belanda mendirikan pos-pos di tempat-tempat yang strategis, seperti di pantai sebelah selatan Sungai Pancana, dan benteng-benteng di Manle, Segeri.
Bekas Raja La Patau kemudian mendapat pengampunan, bahkan kemudian diangkat kembali sebagai Arung Matoa. Akan tetapi, raja ini tidak dapat dikendalikan oleh Belanda. Kemudian beliau kembali melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda.
Kemudian timbul lagi bentrokan antara La Patau dengan Belanda. Penentangan La Patau berlangsung terus sampai pada saat dia harus meninggalkan daerahnya, karena tidak mampu menghadapi kekuatan Belanda yang dibantu oleh beberapa orang raja lainnya. Dia kemudian digantikan oleh Larumpung Megga Dulung Lamuru' yang diangkat oleh Belanda.
(Awaludin)