Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto turut menjadi topik diskusi dalam kajian tersebut. Beberapa jamaah menanyakan dampaknya terhadap anggaran pendidikan yang dipangkas.
Anies menegaskan bahwa sektor pendidikan membutuhkan anggaran besar karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia.
"Pendidikan memang mahal, tapi ketertinggalan akan jauh lebih mahal," tegasnya.
Ia mengingatkan, pemerintah tidak hanya perlu memperhatikan asupan gizi anak, tetapi juga kualitas pendidikan itu sendiri.
"Biaya pendidikan seharusnya dipandang sebagai investasi, bukan sekadar pengeluaran. Jika melihatnya sebagai investasi, pasti akan ada hasil yang kembali di masa depan," jelasnya.
"Jangan sampai anggaran pendidikan dikurangi, karena dampaknya bukan sekarang, tapi akan dirasakan oleh generasi mendatang,"imbuhnya.
Anies juga mengingatkan agar program MBG berjalan tanpa mengesampingkan kualitas pendidikan.
"Soal pendidikan bukan hanya soal makan. Jika memang ada program makan bergizi, silakan dijalankan. Tapi isi pendidikan juga harus diperhatikan, jangan sampai salah fokus,"tegasnya.
Menurutnya, tantangan utama pendidikan di Indonesia bukan sekadar soal asupan makanan, tetapi juga proses belajar-mengajar yang harus semakin berkualitas.
"Memajukan pendidikan bukan hanya soal gizi anak, tapi juga bagaimana proses belajar-mengajarnya di kelas," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)