Biro politik Houthi menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan perang."
"Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap untuk menanggapi eskalasi dengan eskalasi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Warga di Sanaa mengatakan serangan itu menghantam sebuah bangunan di kubu Houthi.
"Ledakan itu dahsyat dan mengguncang lingkungan itu seperti gempa bumi. Itu membuat wanita dan anak-anak kami ketakutan," salah seorang warga, yang menyebut namanya sebagai Abdullah Yahia, mengatakan kepada Reuters.
Serangan lain terhadap pembangkit listrik di kota Dahyan di Saada menyebabkan pemadaman listrik, TV Al-Masirah melaporkan pada Minggu, (16/3/2025) pagi. Dahyan adalah tempat Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Houthi yang misterius, sering bertemu pengunjungnya.
Kelompok Houthi, gerakan bersenjata yang menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir, telah melancarkan sejumlah serangan terhadap kapal-kapal di lepas pantainya sejak November 2023, mengganggu perdagangan global dan membuat militer AS melakukan kampanye yang mahal untuk mencegat rudal dan pesawat nirawak yang telah membakar habis persediaan pertahanan udara AS.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kelompok Houthi telah menyerang kapal perang AS sebanyak 174 kali dan kapal-kapal komersial sebanyak 145 kali sejak 2023. Kelompok Houthi mengatakan serangan itu sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina atas perang Israel di Gaza dengan militan Hamas.
Serangan Houthi menenggelamkan dua kapal, menyita kapal lain, dan menewaskan setidaknya empat pelaut dalam serangan yang mengganggu pengiriman global, sehingga memaksa perusahaan untuk mengubah rute ke perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal di sekitar Afrika Selatan.
Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden saat itu telah berupaya melemahkan kemampuan Houthi untuk menyerang kapal di lepas pantainya, tetapi membatasi tindakan AS. Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Trump telah mengizinkan pendekatan yang lebih agresif.