Setelah para astronaut mendarat dengan selamat, penduduk desa menyalakan kembang api dan menari sepanjang malam saat mereka merayakan kepulangannya dengan selamat di dekat sebuah kuil di desa tersebut.
Williams, (59), dan Wilmore, (62), diluncurkan pada 5 Juni tahun lalu untuk menguji Starliner milik Boeing yang telah lama ditunggu-tunggu, yang dirancang sebagai pesaing Crew Dragon milik SpaceX. Namun, pada saat mereka mencapai ISS, pesawat antariksa tersebut telah mengalami masalah besar, termasuk lima kebocoran helium, masalah tekanan pendorong, dan katup propelan yang tidak berfungsi dengan baik.
Musim panas lalu, NASA menganggap mengembalikan mereka ke Boeing Starliner terlalu berisiko dan malah mengintegrasikan mereka ke dalam rotasi kru ISS yang biasa. Setelah beberapa kali tertunda, Starliner dibawa kembali ke Bumi tanpa awak pada September. Pada bulan yang sama, kapsul Crew-9 tiba di ISS membawa Hague dan Gorbunov, dengan dua kursi kosong disediakan untuk Wilmore dan Williams untuk kepulangan mereka.
Tak lama setelah menjabat pada Januari, Presiden AS Donald Trump mendesak CEO SpaceX Elon Musk untuk memulangkan Wilmore dan Williams, sembari mengkritik mantan Presiden Joe Biden karena membiarkan keduanya "terlantar." Namun, pejabat NASA menyatakan bahwa keputusan untuk memperpanjang masa tinggal para astronaut didasarkan pada pertimbangan operasional dan tidak bermotif politik.
Situasinya sulit bagi Boeing, karena pesaingnya harus turun tangan untuk membawa kembali para astronot dari uji terbang berawak pertama Starliner. Sementara itu, masa depan program Starliner masih belum pasti.
Wilmore dan Williams menghabiskan 286 hari di luar angkasa – misi yang panjang tetapi masih jauh dari kata memecahkan rekor. Rekor dunia selama 437 hari di orbit masih dipegang oleh mendiang kosmonot Rusia Valery Polyakov.
(Rahman Asmardika)