Menurut Babad Momana, pembuatan danau itu dilanjutkan pada tahun 1574, atau mulai 14 Desember 1651) dengan pembangunan suatu bendungan besar di Segarayasa. Pada tahun 1658 pekerjaan itu diteruskan. Bahkan rakyat dari daerah Karawang dipanggil ke Mataram untuk bekerja pada bendungan itu.
Konon akibat proyek ambisius itu membuat rakyat Karawang tak bisa menyemai dan menanam padi. Tidak mengherankan bahwa timbul kekurangan beras. Hasil jerih payah mereka agaknya berupa perluasan danau. Susuhunan dan permaisuri pergi dengan kereta ke "kolam yang baru digali", yang empat hari kemudian akan dinamakan "Segarayasa".
(Awaludin)