"Saya ambilkan contoh, kenapa beliau waktu datang ke sini itu mobilnya tidak ditutup jendelanya, itu bukan karena alasan praktis saja, karena beliau ingin menyapa, kalau boleh memegang anak-anak. Tetapi di latar belakang itu ada pikiran begini, saya itu setiap hari bicara tentang damai, nah kalau saya takut berhadapan dengan orang, kesaksian saya untuk membawa damai tidak ada gunanya," jelasnya.
Maka itu, tambahnya, Paus Fransiskus tak takut terhadap apapun, termasuk potensi ancaman lantaran dia menganggap semua orang adalah saudara. Disamping itu, dia sadar jika dirinya merupakan pembawa damai sebagaimana yang selalu disampaikannya tersebut.
"Jadi, dia tidak takut akan apapun karena memandang sama, orang pasti bersaudara. Jadi ada keyakinan seperti itu, bukan sekedar karena beliau orang baik, ingin menyapa, melihat, tapi di belakang itu saya yakin beliau mempunyai pikiran, saya setiap kali berbicara selalu bicara tentang damai," paparnya.
"Kalau saya takut diancam lalu kesaksian itu semua tidak ada gunanya, karena itu hanya omongan. Sementara ketika beliau membuka jendela mobil, ini bukan omongan, ini simbol bahwa beliau tidak takut akan apapun karena beliau pembawa damai," kata Kardinal lagi.
(Puteranegara Batubara)