Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Isu Ijazah Jokowi, Publik Diminta Jangan Serang Personal untuk Kepentingan Politik

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Selasa, 22 April 2025 |23:19 WIB
Isu Ijazah Jokowi, Publik Diminta Jangan Serang Personal untuk Kepentingan Politik
Joko Widodo
A
A
A

"Itu adalah delusi politik, lahir dari dendam dan kegagalan mengartikulasikan agenda perubahan secara konstruktif," ujarnya.

Dia mengatakan yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa narasi itu bisa berdampak lebih luas. Lebih parahnya, kata Pieter Zulkifli, narasi tersebut mengikis kepercayaan terhadap institusi pendidikan, menciptakan keraguan terhadap stabilitas politik nasional, dan pada akhirnya merugikan iklim investasi. 

"Tidak sedikit investor asing yang menjadikan kepastian hukum dan stabilitas politik sebagai parameter utama. 
Ketika narasi-narasi seperti ini terus dikapitalisasi tanpa kendali, dampaknya bukan hanya politik domestik, tapi juga reputasi Indonesia di mata dunia," kata Pieter Zulkifli.

Di sisi lain, Pieter Zulkifli berpandangan bila narasi ijazah palsu itu tidak hidup dalam ruang hampa. Dia menyebut isu itu muncul beriringan dengan transisi kekuasaan menuju pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Jika kita tarik benang merahnya, kampanye narasi semacam ini bukan semata menyerang Jokowi, tapi bisa menjadi upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan berikutnya," kata dia.

Tak hanya itu, Pieter Zulkifli melihat bahwa demonstrasi dan aksi publik yang mengusung isu ijazah palsu Jokowi sering kali dibungkus dengan semangat keterbukaan, namun ironisnya tidak membawa data baru.

"Yang justru muncul adalah nada agitasi, provokasi, dan seruan-seruan yang berpotensi menjerumuskan bangsa ke dalam kubangan instabilitas," katanya.

Untuk itu, Pieter Zulkifli berpendapat aparat penegak hukum, tidak bisa terus bersikap permisif dalam merespons isu tersebut. Sekalipun, demokrasi memang memberi ruang untuk berbeda pendapat, tetapi bukan untuk menyebar fitnah.

"Negara tidak boleh abai ketika kebebasan digunakan sebagai tameng untuk merusak. Ketegasan bukanlah musuh demokrasi, melainkan pelindung akal sehat publik," tegas dia.

Pieter Zulkifli mengingatkan bila pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka akan dihadapkan pada tantangan berat, antara lain menjaga stabilitas politik, mempercepat pemulihan ekonomi, dan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik.

Oleh karenanya, kata dia, segala bentuk disinformasi yang melemahkan kepercayaan publik harus dilawan dengan pendekatan hukum yang tegas dan edukasi publik yang menyeluruh.

Lebih jauh, dia mengatakan elite politik dari semua spektrum perlu melakukan instrospeksi. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak kekurangan persoalan substansial untuk dibahas dari kemiskinan, pendidikan, hingga perubahan iklim.

"Mari kita arahkan energi politik kita pada isu-isu nyata yang menyentuh hidup rakyat banyak, bukan pada narasi-narasi busuk yang hanya menguntungkan kelompok kecil dengan agenda sempit," kata Pieter Zulkifli.

Dia mengajak semua pihak untuk keluar dari jebakan politik yang remeh temeh. Terpenting, demokrasi Indonesia tidak boleh direduksi menjadi panggung fitnah.

"Ia harus menjadi ruang dialektika gagasan dan integritas. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?" kata Pieter Zulkifli.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement