Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Raja Mataram Bertempur dengan Adiknya Usai Bantai Sejumlah Pejabat Istana

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 26 April 2025 |07:43 WIB
Kisah Raja Mataram Bertempur dengan Adiknya Usai Bantai Sejumlah Pejabat Istana
Kisah Raja Mataram Bertempur dengan Adiknya Usai Bantai Sejumlah Pejabat Istana
A
A
A

JAKARTA - Sultan Amangkurat I konon memerintah di Mataram dengan cukup kejam. Telah banyak orang yang terpaksa dihukum mati atau dibunuh konon hanya karena berselisih paham dengannya.

Sifat Sultan Amangkurat I yang memimpin Mataram dengan sewenang-wenang konon sudah banyak memakan korban. Beberapa pihak banyak yang berselisih paham dengan sang Sultan Mataram ini.

Keresahan pun muncul di masyarakat, tak terkecuali pada adik tirinya sendiri bernama Pangeran Alit. Apalagi ada beberapa abdi atau pengikut Pangeran Alit, yang ditangka, disiksa, hingga dibunuh, oleh Sultan Amangkurat I. Konon agar selamat, ia harus menyebutkan, beberapa pemuka agama ke raja.

Namun konon mereka tetap saja dihabisi nyawanya sebagaimana dikutip dari "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf. Pangeran Alit pun meradang dan tak lagi mampu menahan diri dengan kesewenang-wenangan kakaknya.

Alhasil peperangan antara Sultan Amangkurat I dan Pangeran Alit tak terelakkan lagi. Pangeran Alit lantas membawa 50 sampai 60 orang dari abdi dan pasukannya yang berjumlah 300 orang itu, sebagaimana catatan dari Van Goens utusan Belanda.

Ia bertekad bulat untuk mengakhiri nyawa sang Raja Mataram itu dalam "pertarungan berdarah penghabisan". Konon pertarungan ini ditentukan di du hari tepat yakni Senin atau Kamis. Tatkala raja berkenan memberi audiensi dan banyak rakyat turut hadir. Pangeran Alit pun berkuda pergi ke alun-alun.

Tetapi atas perintah Raja, para pengawal Mataram dengan cepat dapat membunuh para pengiring Pangeran Alit. Pangeran itu sendiri tidak diapa-apakan bahkan kudanya pun tidak terluka. Namun, 20 pengawal raja itu membiarkan diri mereka jadi korban keris panjang Pangeran Alit.

Dengan janji akan diberi pengampunan serta kesetiaan, pemuda nekat itu tidak dapat dibujuk agar menghentikan serangannya. Oleh karena itu, Sultan Amangkurat I memerintahkan agar membunuh kuda Pangeran Alit terlebih dahulu. Hal yang akhirnya segera dilaksanakan para pengawal raja itu.

 

Tetapi Pangeran Alit dengan berjalan kaki tetap berusaha mendekati saudaranya. Tetapi karena dijaga pengawal banyak sekali, maka niatnya tidak sampai terwujud.

Namun, ia dapat membunuh seorang raden tua, orang yang amat dicintai oleh setiap orang dan bahkan juga oleh Raja Mataram sendiri.

Hal inilah yang membuat kesabaran Sultan Amangkurat I habis. Ia memerintahkan mantri - mantrinya agar tidak membiarkan diri mereka dibunuh adiknya.

"Tangan saya bersih dari darah adik saya: Cobalah untuk menyadarkannya," kata Amangkurat I.

 

Setelah ini pun tidak berhasil, maka persoalan itu diserahkannya kepada pamannya, dan pamannyalah yang harus mengambil keputusan. Kemudian Sunan kembali ke keratonnya. Pangeran Alit, sekalipun terkepung, melanjutkan serangannya dan membunuh seorang pejabat lagi.

Pangeran Purbaya, dengan hati yang amat sedih, memberi tahu kemenakannya tentang kejadian tersebut.

Barulah kemudian Sunan memberi izin kepada para pengawalnya untuk membela diri. Alhasil dengan segera pula habislah nyawa Pangeran Alit, tertusuk oleh sebilah keris.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement