"Koleksi 80 jilid yang luar biasa ini lebih dari sekadar harta karun ilmiah. Koleksi ini merupakan simbol kemurahan hati Thailand dan jembatan budaya, yang menyatukan kedua negara dalam nilai-nilai perdamaian, kebijaksanaan, dan warisan spiritual yang sama," katanya.
Menurut Menbud Fadli Zon, Indonesia merasa sangat terhormat untuk menjadi penjaga koleksi yang akan disimpan di Perpustakaan Nasional ini, sebagai sebuah institusi yang fundamental untuk pelestarian budaya, keterlibatan intelektual, dan memori kolektif.
Selanjutnya, Menbud menyebutkan jika dirinya membayangkan koleksi Tipiṭaka ini akan menginspirasi kolaborasi akademis baru, studi Buddhis, filosofi perbandingan, dan dialog spiritual, terutama di antara kaum muda dan komunitas agama.
Selanjutnya, Menbud Fadli Zon mengungkapkan bahwa acara penyerahan ini merupakan diplomasi budaya. Diplomasi tidak hanya terbatas pada perjanjian atau kesepakatan ekonomi, namun juga hidup dalam pertukaran pengetahuan, nilai-nilai, tradisi spiritual, dan komitmen bersama terhadap martabat manusia.
"Pada saat dunia menghadapi tantangan yang besar, kita membutuhkan gerakan perdamaian seperti itu. Marilah kita mengambil momen ini untuk berkomitmen kembali pada diri kita sendiri untuk melestarikan kekayaan budaya umat manusia, dan untuk memastikan bahwa perdamaian dan kebijaksanaan, seperti Tipiṭaka tidak hanya dibicarakan, tetapi juga dipraktikkan, dihayati, dan dibagikan secara luas," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat, menyampaikan penghormatan tertingginya kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, karena telah memberi penghormatan atas kehadirannya dan menyambut baik penyelenggaraan serah terima ini.
"Kami merasa sangat tersanjung dapat mempersembahkan koleksi ini sebagai hadiah perdamaian dan kebijaksanaan dari masyarakat Thailand kepada sahabat-sahabat kami yang terkasih di Indonesia, sebuah persembahan warisan budaya dan nilai kebersamaan," tuturnya.
(Agustina Wulandari )