Selain itu, lanjut Dedie, juga masih menunggu hasil pemeriksaan tambahan lainnta seperti air. Termasuk pemeriksaan langsung dari tubuh siswa.
"Tetapi kesimpulan sementara, yang bisa kami sampaikan bahwa, telah terjadi pendistribusian makanan yang mengandung bakteri E.coli dan Samonella yang kami duga atau dari hasil lab itu samplenya kami peroleh dari SPPG bersangkutan. Jadi untuk itu Pemerintah Kota Bogor dimana siswa siswi ini kan berada di bawah pengampuan Pemerintah kota Bogor, tentu meminta ke depan peristiwa seperti ini tidak terjadi," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pihak terkait untuk lebih memperketat lagi dalam proses masak dan lainnya. Jangan sampai karena permasalahan sepele menjadi besar seperti ini.
"Kami mengeluarkan Kejadian Luar Biasa pada hari Kamis, adalah bertujuan memastikan penanganan medis di rumah sakit seluruh Kota Bogor ini bisa ditangani APBD Kota Bogor," pungkasnya.
Sebelumnya, ratusan penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga mengalami keracunan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani, Kota Bogor sejak Rabu 7 Mei 2025. Para korban jumlahnya terus bertambah dan data terakhir mencapai 214 orang.
(Awaludin)