“Ini grup sudah lama eksis tapi baru ditelusuri setelah ramai dibicarakan atau setelah viral. Artinya memang pengawasan di dunia siber kita sangat minim. Munculnya grup yang menyebarkan penyimpangan tesebut menunjukkan lemahnya pengawasan siber di Indonesia,” tambahnya.
Gilang pun mendesak forensik digital untuk segera mengidentifikasi seluruh pelaku, dan korban yang gambarnya tersebar melalui postingan di grup ‘Fantasi Sedarah’. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap korban yang sempat ter-publish di grup ini.
“Korban-korban atas perilaku penyimpangan harus dipastikan mendapat perlindungan. Penegak hukum juga harus bisa menelusuri kemungkinan adanya kejahatan seksual fisik yang juga terjadi terkait konten atau anggota dalam akun tersebut,” ucap Gilang.
Seperti diketahui, publik dibuat resah dengan munculnya grup Facebook 'Fantasi Sedarah' yang berisi percakapan mengarah pada tindakan inses atau seks sedarah. Grup itu disebut memiliki hingga 32.000 akun anggota pengguna Facebook.