Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menteri Pertanian Jepang Mundur Gara-Gara Bilang Tak Pernah Beli Beras 

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 21 Mei 2025 |17:41 WIB
Menteri Pertanian Jepang Mundur Gara-Gara Bilang Tak Pernah Beli Beras 
Menteri Pertanian Jepang Mundur Gara-Gara Bilang Tak Pernah Beli Beras  (Reuters)
A
A
A

TOKYO - Menteri Pertanian Jepang Taku Eto mengundurkan diri pada Rabu (21/5/2025). Hal itu setelah pernyataannya soal beras memicu badai kritik dari para pemilih dan anggota parlemen.

1. Menteri Pertanian Jepang Mundur

Eto telah tertimpa masalah sejak laporan media mengungkap pernyataan yang dibuatnya di sebuah pesta penggalangan dana politik akhir pekan. Saat itu, ia mengatakan "tidak pernah harus membeli beras" berkat hadiah dari para pendukungnya.

Komentar tersebut memicu banyak kritik dari para pemilih. Sebelumnya, mereka sudah marah dengan harga makanan pokok yang sangat tinggi secara historis karena panen yang buruk dan meningkatnya permintaan akibat lonjakan pariwisata.

"Saya membuat pernyataan yang sangat tidak pantas pada saat warga menderita karena harga beras yang melonjak," kata Eto setelah menyerahkan pengunduran dirinya di kantor perdana menteri, melansir Reuters.

Pengunduran diri Eto menjadi yang pertama dari kabinet Ishiba.

"Pengunduran diri Menteri Eto tidak dapat dihindari sejak kesalahan itu terjadi," kata seorang profesor ilmu politik di Universitas Hosei, Hiroshi Shiratori.

"Keputusan untuk menggantinya hanya setelah lima partai oposisi merencanakan mosi tidak percaya terlalu lambat, sehingga memperlihatkan kurangnya kepemimpinan Perdana Menteri Ishiba."

Sebuah jajak pendapat Kyodo News pada Minggu menunjukkan dukungan untuk Ishiba pada rekor terendah 27,4%. Hampir sembilan dari 10 pemilih tidak puas dengan tanggapan pemerintah terhadap melonjaknya harga beras.

 

2. Tunjuk Pengganti 

Perdana Menteri Shigeru Ishiba menunjuk mantan menteri lingkungan hidup Shinjiro Koizumi sebagai penggantinya di Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (MAFF). Ia mengandalkan sikapnya yang berpikiran reformis untuk membuahkan hasil.

"Bapak Koizumi adalah seseorang yang memiliki pengalaman, wawasan, dan hasrat untuk melakukan reformasi di bidang pertanian dan perikanan," kata Ishiba.

Harga beras yang naik dua kali lipat dari tahun lalu telah menjadi perhatian utama bagi para pemilih Jepang. Pemilih Jepang telah lama terbiasa dengan deflasi selama bertahun-tahun dan menderita upah, yang disesuaikan dengan inflasi sangat rendah.

Pemerintah telah melepaskan sok darurat beras sejak Maret untuk mengendalikan harga. Namun, hal itu tidak banyak berdampak.

Data pada Senin menunjukkan harga beras supermarket naik lagi dalam seminggu hingga 11 Mei, menjadi 4.268 yen atau sekira Rp485 ribu untuk sekarung ukuran 5 kg, setelah turun untuk pertama kalinya dalam 18 minggu. Harga yang tinggi semakin menyebabkan pengecer dan konsumen mencari beras asing yang lebih murah. 

Ishiba mengatakan harga harus berada di antara 3.000 yen dan 3.999 yen. Agar itu terjadi, perlu membalikkan kebijakan pemerintah selama setengah abad terakhir yang mendorong pengurangan produksi untuk menjaga harga tetap stabil.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement