JAKARTA - Marga Habib tertinggi di Indonesia memang menarik untuk diulas. Di Indonesia, Habib (Habaib untuk jamak) adalah sebutan untuk keturunan nabi Muhammad SAW.
Setidaknya terdapat 68 kabilah marga keturunan Rasulullah SAW yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun, 5 di antaranya termasuk yang tertinggi dengan konotasi jumlah keturunan yang lebih banyak atau garis keturunan yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW melalui garis keturunan Sayyidina Husein.
Lantas, siapa saja marga Habib tertinggi di Indonesia? Adapun berikut ulasannya:
Marga Habib Tertinggi di Indonesia
Marga Habib tertinggi di Indonesia adalah marga Al- Attas. Marga Al - Attas pertama kali disematkan kepada Habib Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al- Fagih Al - Mugaddam.
Asal-usul keluarga Al-Attas ini diceritakan Habib Ali bin Hassan al-Attas: "Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Syaikh al-Faqih Abdullah bin Umar Ba'ubad yaitu bahwa: "Beliau dinamakan Al-Attas yang maknanya bersin karena beliau pernah bersin ketika masih berada di dalam perut ibunya".
Rabithah Alawiyah mencatat bahwa di wilayah Jabodetabek terdapat sekitar 2.471 Habaib dengan nama belakang Al-Attas. Di antara tokoh ulama Al-Attas di sana, ada Habib Ali bin Husein Al-Attas yang populer dengan nama Habib Ali Bungur, seorang ulama terkemuka di tanah Betawi.
Marga Habib Al - Haddad menjadi marga selanjutnya yaag terbanyak. Gelar Al - Haddad pertama kali dimiliki oleh Waliyullah Imam Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammu Al-Faqih Muqaddam.
Di wilayah Jabodetabek, terdapat sekitar 1.583 orang dari keturunan Kabilah Al-Haddad. Salah satu tokoh erkenal dari keluarga Al-Haddad adalah Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Priok. Beliau adalah seorang ulama dari Palembang yang makamnya kerap diziarahi di Koja, Jakarta Utara.
Sebagian dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan gelar Assegaf. Ya, marga ini sebagai salah satu Marga Habib tertinggi di Indonesia.
Gelar Assegaf pertama kali disematkan kepada Waliyullah Al Muqoddam ats-Tsani al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Mauladdawillah bin Ali bin Muhammad al - Faqih Muqoddam.
Gelar "Assegaf" disandangnya sebab dianggap sebagai pelindung atau pengayom bagi para wali pada zamannya, diibaratkan sebagai atap bangunan yang disebut Sagfun dalam bahasa Arab.
Pada 2017, Rabithah Alawiyah mencatat sekitar 1.538 penduduk bermarga Assegaf di wilayah Jabodetabek. Beberapa tokoh bermarga Assegaf di Indonesia termasuk Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf (Ketum Rabithah Alawiyah) dan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.
Marga Habib Alaydrus pertama kali dimiliki oleh Al Habib Abdullah Alaydrus bin Abubakar As - Sakran yang merupakan pendiri tarekat Aydrusiyyah.
Gelar Alaydrus berasal dari kata “Al-Aytarus” yang berarti keluarga yang dikenal di bidang keilmuan, politik dan kemasyarakatan. Gelar ini disematkan pada namanya oleh sang kakek yang bernama Abdurrahman As-Saqqaf.
Salah satu tokoh terkenal dari keluarga Alaydrus adalah Habib Husein bin Abubakar Al-Aydrus yang lebih dikenal dengan sebutan Habib Luar Batang. Makam ulama satu ini masih menjadi tempat yang ramai dikunjungi di Luar Batang, Jakarta.
Marga Al-Habsyi bermula dari Waliyullah Al-Habib Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah. Ia dijuluki Al-Habsyi lantaran perjalanan dan tinggalnya di Habasyah (sekarang Etiopia) selama 20 tahun dalam upaya menyebarkan Islam.
Tokoh-tokoh terkenal dari marga Al-Habsyi antara lain Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi Ampel Qubah, pengarang Kitab Maulid Simtud Duror, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi (Habib Kwitang), Dai Ustaz Ahmad Al-Habsyi.
Demikian ulasan mengenai 5 Marga Habib tertinggi di Indonesia, semoga informasi ini dapat menambah wawasan.
(Arief Setyadi )