Menbud Fadli Zon menyampaikan kepada tamu yang hadir bahwa per April 2025, UNESCO telah memverifikasi kerusakan pada 102 situs sejak 7 Oktober 2023, yang mencakup 13 situs keagamaan, 69 bangunan bersejarah dan/atau artistik, 3 tempat penyimpanan benda budaya bergerak, 9 monumen, 1 museum, dan 7 situs arkeologi.
"Melalui diplomasi strategis, promosi, dan kerja sama, bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan budaya sebagai bentuk soft power yang penting serta menjadi jembatan bagi perdamaian, dialog dan kolaborasi di tingkat bilateral, regional, dan multilateral," tuturnya.
"Termasuk dalam forum internasional seperti UNESCO, dengan seluruh pemangku kepentingan yang relevan, guna mempromosikan perdamaian, kesetaraan, keadilan, dan keamanan, serta mengakhiri genosida budaya di Palestina," katanya.
Ia berharap, hari ini menjadi bukti nyata dalam mewujudkan perdamaian dunia, pelestarian budaya, dan keadilan, serta upaya untuk memastikan bahwa sejarah Nakba dan tragedi kemanusiaan yang kini terjadi di Gaza tidak akan pernah terulang kembali.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S.M. Al-Shun menyampaikan, malam hari ini bukan hari yang normal selayaknya perayaan hari besar di negara manapun. Hari ini menurutnya adalah momen mengenang terusirnya rakyat Palestina dari Tanah Airnya.
Ia berujar kepada tamu yang hadir jika kita adalah manusia dan kita memiliki hak untuk hidup. "Anda telah melihat Yasser Arafat dengan Bill Clinton di film tadi. Bill Clinton mengunjungi Gaza. Tapi sekarang Gaza tidak ada, Gaza sudah selesai," ucapnya.
"Kami percaya Indonesia selalu berada di belakang Palestina dan mendukung perjuangan dan kemerdekaan Palestina. Terima kasih atas segala bentuk dukungan dan pertolongan yang telah kalian berikan, Insya Allah, Palestina akan merdeka, dan nanti kita dapat mengunjunginya kembali," tuturnya.
Malam Peringatan The 77th Commemoration of Nakba Day ditutup dengan pembacaan puisi "Palestina Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu” oleh Taufiq Ismail dan Ricky Kurniawan.
(Agustina Wulandari )