YERUSALEM - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (4/6/2025) memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Rancangan resolusi itu menuntut "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen" antara Israel dan Hamas di Gaza. Resolusi itu juga menuntut akses bantuan tanpa hambatan di seluruh wilayah Gaza.
Sebanyak 14 negara lain di dewan memberikan suara mendukung rancangan tersebut karena krisis kemanusiaan mencengkeram wilayah kantong yang dihuni lebih dari 2 juta orang itu. Kelaparan mengancam dan bantuan hanya mengalir masuk sejak Israel mencabut blokade selama 11 minggu bulan lalu.
"Amerika Serikat telah menegaskan: Kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata dan meninggalkan Gaza," kata Penjabat Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, kepada dewan sebelum pemungutan suara, melansir Reuters, Kamis (5/6/2025).
Pihaknya beralasan, hal itu juga akan merusak upaya yang dipimpin AS untuk menengahi gencatan senjata.
Washington adalah sekutu dan pemasok senjata terbesar Israel.
Pemungutan suara Dewan Keamanan dilakukan saat Israel terus maju dengan serangan di Gaza setelah mengakhiri gencatan senjata pada Maret. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 45 orang pada Rabu. Sementara Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.
Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengkritik keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza dan sangat membatasi bantuan kemanusiaan.
"Tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif," ucapnya.
Israel telah menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat atau permanen. Israel menyatakan Hamas tidak dapat tinggal di Gaza.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kepada anggota dewan yang memberikan suara mendukung rancangan tersebut.
"Anda memilih peredaan dan penyerahan. Anda memilih jalan yang tidak mengarah pada perdamaian. Hanya menuju lebih banyak teror," katanya.
Hamas mengecam veto AS. Hamas menggambarkannya sebagai "bias buta pemerintah AS" terhadap Israel.
Rancangan resolusi Dewan Keamanan juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan pihak lain.
(Erha Aprili Ramadhoni)