“Orang-orang yang bertanggung-jawab untuk melindungi Pemimpin Tertinggi telah melakukan tugas mereka dengan baik,” kata dia. “Insya Allah, rakyat kita dapat merayakan kemenangan di samping pemimpin mereka, Insya Allah.”
Ali Khamenei, pemimpin spiritual dan politik yang memegang keputusan-keputusan penting di Iran, tidak terlihat di depan umum atau terdengar kabarnya selama hampir sepekan ini. Bahkan ketika Iran-Israel mencapai kata sepakat tentang gencatan senjata usai perang sengit 12 hari, Ayatollah juga belum menyampaikan pesan.
Para pejabat di Teheran sebelumnya menegaskan, Ayatollah Ali Khamenei telah berlindung di bunker dan menahan diri dari komunikasi elektronik untuk mencegah upaya pembunuhan terhadapnya. Kendati demikian, tokoh kelahiran 19 April 1939 ini tetap tidak hadir, tidak mengeluarkan pernyataan publik, atau pesan rekaman.
Ketidakhadiran secara fisik maupun suara Ali Khamenei telah membuat publik Iran cemas. Mereka dihinggapi perasaan gelisah mengenai keberadaan sang panutan.
Mohsen Khalifeh, Pemimpin Redaksi Khaneman, surat kabar harian yang berfokus pada pengembangan real estate, mengakui dalam sebuah wawancara bahwa, "Ketidakhadiran Ayatollah Khamenei selama berhari-hari telah membuat kami semua yang mencintainya sangat khawatir."
Khalifeh tak menampik dengan rumor yang beredar. Jika kabar terburuk menjadi kenyataan, dengan kata lain Ayatollah meninggal dunia, dia menyebut prosesi pemakamannya akan menjadi “yang paling mulia dan bersejarah.”