Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Prosedur Keamanan Gunung Rinjani Dievaluasi Total, Buntut Insiden WN Brasil

Felldy Utama , Jurnalis-Senin, 30 Juni 2025 |17:23 WIB
Prosedur Keamanan Gunung Rinjani Dievaluasi Total, Buntut Insiden WN Brasil
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni/Foto: Foto: Istimewa
A
A
A

JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan melakukan evaluasi secara total terkait prosedur keamanan di wilayah Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Evaluasi ini sebagai tindaklanjut atas insiden jatuhnya Warga Negara (WN) Brasil, Juliana ke jurang Gunung Rinjani.

Pernyataan ini disampaikan Menhut setelah menggelar pertemuan dengan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii di kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025). Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Menhut akan menerima segala masukan serta kritik masyarakat.

"Pak Prabowo Subianto selalu mengatakan pemerintah tidak anti kritik. Jadi dengan kejadian ini, kami akan mengevaluasi secara total prosedur keamanan. SOP secara umum akan kami evaluasi," kata Menhut. 

Salah satu masukan evaluasi terkait pemasangan sign board di beberapa titik. Selanjutnya penerapan gelang RFID (Radio Frequency Identification) hingga jarak posko yang lebih dekat. 

"Sehingga secara cepat jika ada kondisi kedaruratan bisa terantisipasi dengan baik. Jadi sekali lagi kami tidak anti kritik, kita akan perbaiki SOP kita," ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Menhut juga meminta agar para pendaki tetap mengedepankan keselamatan dan keamanan dalam pendakian. "Momentum ini saya juga memberkan imbauan kepada masyarakat bahwa naik gunung itu ngak sama dengan ke mall, ke gunung agak lain, situasinya spesifik perlu ada edukasi, persiapan yang lebih baik," tuturnya melanjutkan.

 

Di sisi lain, dalam rangka memperketat keamanan, ia juga menyampaikan akan kembali memasifkan sertifikasi guide hingga membuat peringkat potensi bahaya gunung-gunung di Indonesia. 

"Oleh karena itu jadi bagian dari evaluasi kita, mungkin kita akan sertifikasi guide akan kita masifkan kembali, kemudian juga mungkin ada perengkingan terhadap kebahayaan atau potensi kedaruratan sebuah gunung, mana yang paling berbahaya, sehingga misalkan kalau belum pernah naik gunung A yang kedaruratannya lebih kecil maka tidak boleh naik gunung B," kata Menhut.

Kerjasama antara Kemenhut dengan Basarnas berupa MoU dan Perjanjian Kerjasama (PKS) juga akan dilakukan. Menhut memastikan dirinya serius dan tidak akan 'berbisnis' dengan nyawa.

"Taman nasional ini konservasi bukan mass tourism seperti Bali atau Labuan Bajo, sehingga keamanan menjadi sangat penting. Kita ingin mengekspose keindahan Gunung Rinjani tetapi saya tidak ingin berbisnis dengan nyawa," pungkasnya.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement