BANYUWANGI - Proses pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus diperluas. Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan memperluas area pencarian 28 orang belum ditemukan.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Pertama Ribut Eko Suyanto menyatakan, tim SAR gabungan mencari korban dengan mengoptimalkan alat utama operasi SAR pada hari kedua. Pencarian juga melibatkan tiga helikopter dan pesawat terbang yang menyisir area Selat Bali hingga ke selatan.
"Operasi SAR baik laut, udara, maupun darat untuk efektivitas pencarian dan pertolongan," kata Ribut Eko Suyanto, kepada wartawan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (4/7/2025).
Operasi pencarian yang melibatkan tim gabungan ini juga menggunakan Kapal Negara (KN) Permadi, dan Kapal Negara (KN) Arjuna, serta beberapa kapal SAR lainnya. Bahkan tim pencari mengerahkan sejumlah penyelam yang akan mencari beberapa titik.
Pencarian menggunakan KN SAR Permadi, KN SAR Arjuna dan beberapa kapal SAR lainnya dilakukan malam hari. Sehigga fleksibilitinya lebih cepat dan tidak mengganggu penyeberangan rute Ketapang-Gilimanuk.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 00.15 WITA pada Kamis 3 Juli 2025, muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain, terhadap. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.
Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.
Dari total jumlah penumpang tersebut, hingga Jumat siang 4 Juli 2025, sudah ada 31 orang yang dinyatakan selamat, enam orang ditemukan meninggal, dan 28 orang masih dalam tahap pencarian.
(Fetra Hariandja)