Ikar menegaskan, jalur menuju Puncak Mega sebenarnya sudah lama tidak dibuka untuk aktivitas wisata.
“Sebenarnya Puncak Mega sudah ditutup beberapa tahun ke belakang. Jadi dari Perhutani tidak membuka, apalagi dari kami. Itu ditutup untuk akses wisata,” jelasnya.
Meski begitu, imbauan penutupan yang rutin disampaikan tak selalu diindahkan.
Ia menyebut masih banyak pendaki liar yang nekat melintasi jalur tersebut, bahkan menggunakan basecamp PGPI sebagai titik awal.
“Nah, kita tuh risih kepada para pendaki yang suka menitipkan motor di basecamp. Jadi kita juga bingung, ngelarang nggak bisa, nge-iya-in juga enggak bisa,” ucap Ikar.
Meski tak bisa sepenuhnya melarang, PGPI tetap berupaya memberi edukasi kepada pendaki tentang risiko pendakian dan alasan penutupan jalur.