Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Pangeran Diposono, Pemberontakan Mistik Melawan Kolonialisme di Tanah Jawa

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 04 Agustus 2025 |09:05 WIB
Mengenal Pangeran Diposono, Pemberontakan Mistik Melawan Kolonialisme di Tanah Jawa
Potret Perang Diponegoro perang besar di jawa yang berlangsung selama lima tahun (foto: Istimewa)
A
A
A

Strategi Diposono adalah memancing bala tentara Yogyakarta keluar dari ibu kota dengan menciptakan kerusuhan di Kedu, kemudian menyerbu pusat Kesultanan. Namun, strategi ini gagal. Dukungan dari pejabat-pejabat pribumi sangat terbatas, dan pihak Belanda mampu mengatasi gerakan 27–28 Januari 1822 di Kedu tanpa bantuan militer dari Yogyakarta.

Pemberontakan di Yogyakarta sendiri juga dengan cepat dipadamkan, khususnya di wilayah Lipuro, pada awal Februari. Pangeran pemberontak itu kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk diadili dan dijatuhi hukuman mati dengan cara dicekik. Namun, Gubernur Jenderal Van der Capellen mengubah hukuman tersebut menjadi pengasingan seumur hidup di Ambon.

Pemberontakan pada Januari–Februari 1822 ini merupakan ancaman serius bagi legitimasi Sultan Hamengkubuwono IV. Peristiwa tersebut mencerminkan sebuah pemberontakan tradisional oleh seorang kerabat kerajaan terhadap tahta, dengan strategi khas seperti melibatkan pemimpin bandit dan tokoh spiritual.

Namun di balik pendekatan tradisional tersebut, kegeraman rakyat terhadap dominasi Eropa dan Tionghoa terlihat jelas—menjadi pertanda bahwa keresahan sosial sedang membara di tengah masyarakat Jawa kala itu.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement