Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin dan Trump Akan Bertemu di Alaska, Bahas Akhir Perang di Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 09 Agustus 2025 |17:53 WIB
Putin dan Trump Akan Bertemu di Alaska, Bahas Akhir Perang di Ukraina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan pada 2018. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus untuk menegosiasikan akhir dari perang di Ukraina, demikian diumumkan Trump pada Jumat, (8/8/2025).

Trump membuat pengumuman tersebut setelah ia mengatakan bahwa kedua belah pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat menyelesaikan konflik tiga setengah tahun tersebut. Kesepakatan tersebut kemungkinan dapat mengharuskan Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat sebelumnya, Trump mengisyaratkan kesepakatan akan melibatkan pertukaran wilayah.

"Akan ada pertukaran wilayah untuk kebaikan keduanya," kata presiden Trump, sebagaimana dialnsir Reuters.

Namun, Zelensky mengatakan pada Sabtu, (9/8/2025) bahwa Ukraina tidak dapat melanggar konstitusinya terkait masalah teritorial, dan menambahkan bahwa "Ukraina tidak akan menghadiahkan tanah mereka kepada penjajah."

Kremlin mengonfirmasi pertemuan puncak tersebut dalam sebuah pernyataan daring.

Kedua pemimpin akan "berfokus pada pembahasan opsi-opsi untuk mencapai resolusi damai jangka panjang atas krisis Ukraina," kata ajudan Putin, Yuri Ushakov.

 

"Ini jelas akan menjadi proses yang menantang, tetapi kami akan terlibat di dalamnya secara aktif dan penuh semangat," kata Ushakov.

Dalam pidato video kepada rakyat yang diunggah di kanal Telegramnya pada hari Sabtu, Zelenskiy mengatakan bahwa keputusan apa pun tanpa Ukraina akan menjadi keputusan yang menentang perdamaian.

"Keputusan itu tidak akan mencapai apa pun. Ini adalah keputusan yang lahir mati. Keputusan itu tidak dapat dilaksanakan. Dan kita semua membutuhkan perdamaian yang nyata dan sejati," kata Zelensky.

Putin mengklaim empat wilayah Ukraina – Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson – serta semenanjung Laut Hitam Krimea, yang dianeksasinya pada 2014. Pasukannya tidak sepenuhnya mengendalikan seluruh wilayah di keempat wilayah tersebut.

Ukraina sebelumnya telah mengisyaratkan kesediaan untuk bersikap fleksibel dalam upaya mengakhiri perang yang telah menghancurkan kota-kotanya dan menewaskan banyak tentara serta warganya.

Namun, menerima hilangnya sekitar seperlima wilayah Ukraina akan menyakitkan dan menantang secara politis bagi Zelenskiy dan pemerintahannya.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, menurut Bloomberg, Rusia akan menghentikan serangannya di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di sepanjang garis pertempuran saat ini.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement