PONOROGO - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon melangsungkan kunjungan kerja ke Jawa Timur, khususnya Ponorogo. Dalam rangkaian kegiatan, Menbud Fadli Zon mengunjungi Monumen Reog dan Museum Ponorogo (MRMP) untuk menyaksikan prosesi pemasangan panel kepala burung merak pada monumen ini.
Upaya ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO. Menbud berpesan agar penetapan Reog Ponorogo ini harus ditindaklanjuti dengan tindakan nyata, bukan seremonial semata.
Pasca pengakuan dunia terhadap Reog Ponorogo, Pemerintah Ponorogo berkeinginan untuk menjadikan Monumen Reog setinggi 126 meter menjadi salah satu destinasi pariwisata budaya yang akan menjadi andalan di Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur resmi memulai pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo pada 11 Maret 2023 lalu.
Groundbreaking pembangunan tersebut dilaksanakan pada lokasi bekas area tambang kapur Desa Sampung. Proyek ini ditargetkan menjadi patung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 126 meter, melampaui Garuda Wisnu Kencana di Bali setinggi 121 meter.
Desain Monumen dan Museum Reog Ponorogo diperoleh dari hasil sayembara yang dilakukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur, dengan pemenang sayembara, arsitek muda asal Tabanan, Bali, Bramana Ajasmara Putra (28). Bangunan ini dirancang menggunakan pendekatan vernacular Jawa yang mengedepankan ventilasi silang, pencahayaan alami, dan struktur yang harmonis dengan lingkungan.
Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa Reog Ponorogo merupakan bagian dari megadiversity budaya Indonesia dan perlu menjadi fondasi identitas bangsa di era global. Ia berharap budaya Reog semakin maju secara global. Terlebih lagi pada pentingnya menjaga kelestarian ekosistem Reog, mulai dari produksi topeng hingga partisipasi komunitas seni agar nilai budaya tak lekang oleh waktu.
Dalam upaya pelestarian ini Menbud menekankan pentingnya kreativitas dan sinergi. "Memang harus ada kreativitas kita di dalam membangun kerjasama gotong royong, sinergi dari berbagai pihak, dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten,i pihak swasta, korporasi, untuk memajukan ini bersama-sama," ujar Menteri Fadli.
Menbud lantas menyampaikan keyakinannya bahwa Reog Ponorogo ini akan semakin dikenal di tengah peradaban dunia.
“Karena itulah kita harus mensosialisasikan, mengembangkan dengan berbagai macam cara dan platform yang ada, seperti media sosial, kegiatan-kegiatan festival yang selama ini sudah dijalankan yang tentu saja sangat besar, berkesinambungan,” tuturnya.
Menbud turut menyampaikan pembangunan monumen ini merupakan satu terobosan yang luar biasa dan berharap nantinya akan tumbuh menjadi ekosistem yang baik, sehingga akan mendukung berkembangnya ekonomi budaya di Ponorogo.
"Kementerian Kebudayaan sangat mengapresiasi atas keberhasilan ini, dan mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk berani melakukan terobosan-terobosan dalam pemajuan kebudayaan," ucap Menbud, yang kemudian bersama rombongan melakukan inspeksi ke kawasan di sekitar area monumen dan museum.
Senada dengan harapan Menbud, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan bahwa pembangunan monumen dilakukan bersama-sama.
"Saya sudah membuka museum transit yang ada di depan pringgitan untuk mengoleksi artefak-artefak yang mulai kami narasikan, mulai kami digitalisasikan, agar anak-anak muda, generasi penerus yang akan datang kelak, mengetahui sejatinya leluhurnya bagaimana—tidak dari cerita orang, tidak dari legenda, tapi dari museum yang sangat literasi," katanya.
Kegiatan Pemasangan Panel Kepala Merak Monumen Reog Ponorogo turut dihadiri oleh Sesmenko Perekonomian, Susiyono Mugyarso; Bupati Magetan, Bupati Karanganyar bersama Wakil Bupati Karanganyar, Bupati Wonogiri, Bupati Madiun, Forkopimda Kabupaten Ponorogo, serta Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana. Dari lingkungan Kementerian Kebudayaan turut hadir Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Syamsul Hadi; dan kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Endah Budi Heryani.
Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) dibangun pada lokasi terpilih di ketinggian, sehingga dapat terlihat dari berbagai penjuru. Progres pembangunannya yang sudah mencapai 94 persen ini menunggu tahap penyelesaian. Kehadiran monumen dan museum ini diharapkan akan menjadi simbol kebanggaan budaya Ponorogo yang mendunia.
(Agustina Wulandari )