Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sandiwara Perang Mataram–Pasuruhan: Strategi Licin Amangkurat II dan Untung Surapati Mengelabui VOC

Avirista Midaada , Jurnalis-Jum'at, 15 Agustus 2025 |05:38 WIB
Sandiwara Perang Mataram–Pasuruhan: Strategi Licin Amangkurat II dan Untung Surapati Mengelabui VOC
Perang kerajaan (foto: dok wikipedia)
A
A
A

SANDIWARA perang melawan pasukan Untung Surapati dilakukan demi menyelamatkan Kerajaan Mataram. Saat itu, Kerajaan Mataram sedang mesra-mesranya dengan VOC Belanda, namun di sisi lain Untung Surapati merupakan bagian dari Mataram yang berkuasa di wilayah Pasuruan. Hal inilah yang memunculkan sandiwara perang.

Penguasa Mataram bahkan sampai meminta bantuan VOC Belanda untuk menaklukkan Pasuruan, yang sebenarnya merupakan bagian dari taktik sandiwara. Sultan Amangkurat II yang berkuasa kala itu mengutus Adipati Secanagara menghadap VOC Belanda.

Langkah ini dimaksudkan untuk meyakinkan VOC bahwa Kerajaan Mataram di bawah Sultan Amangkurat II bermusuhan dengan Pasuruan. Namun, taktik pun disusun agar kedua pihak sama-sama diuntungkan dan sandiwara perang ini tidak terdeteksi. Strateginya, saat pasukan Kartasura telah sampai di Pasuruan, Sunan Amangkurat II menyarankan agar tidak melakukan penyerangan terlebih dahulu sebelum pasukan VOC dari Jepara tiba.

Di sisi lain, berdasarkan Untung Surapati: Melawan VOC Sampai Mati – Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak Hingga Pahlawan karya Sri Wintala Achmad, diceritakan bahwa Untung Surapati di Pasuruan telah mendengar kabar bahwa wilayahnya akan diserbu oleh pasukan VOC dan pasukan dari Kartasura, ibu kota Kerajaan Mataram Islam.

 

Ia juga mendengar kabar bahwa para adipati pesisir dan Adipati Cakraningrat telah berkemah di Gentong. Sementara itu, tersiar berita bahwa pasukan VOC yang dipimpin Pangeran Cakrakusuma—putra Adipati Cakraningrat—berangkat dari Sampang melalui jalur laut untuk menyerang Pasuruan.

Pada malam harinya, Untung Surapati datang ke perkemahan Gentong untuk berunding dengan Adipati Cakraningrat. Perihal apa yang dibahas, Babad Trunajaya-Surapati tidak menjelaskan secara rinci. Naskah tersebut hanya menyebutkan bahwa malam itu keduanya berunding, sementara siang harinya mereka berhadap-hadapan di medan laga.

Namun, jika menengok uraian sebelumnya dalam Babad Trunajaya-Surapati tentang pesan Sunan Amangkurat II kepada pasukannya agar pintar berpura-pura saat berperang melawan Pasuruan, dapat disimpulkan bahwa perundingan antara Untung Surapati dan Adipati Cakraningrat kemungkinan membicarakan perang yang tidak menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak.

 

Perang tersebut hanyalah siasat Sunan Amangkurat II agar hubungannya dengan Untung Surapati tidak tercium oleh para petinggi VOC di Jepara maupun Batavia. Jika sampai diketahui, hal itu bisa mengganggu stabilitas, termasuk keamanan di ibu kota Kartasura.

Pagi berikutnya, pasukan Pasuruan bersiaga menghadapi pasukan VOC yang berangkat dari Madura. Babad Trunajaya-Surapati menyebutkan bahwa pasukan VOC terdiri dari 300 orang Belanda. Jika ditambah dengan orang-orang rendahan, jumlahnya mencapai 600 orang. Jumlah ini masih ditambah dengan pasukan Bugis dan Makassar yang mencapai 700 orang.

Kapal-kapal pasukan VOC berlabuh di muara Sungai Prabalingga. Setelah mendarat, pasukan yang dipimpin Cakrakusuma dan panglima perang dari pihak Belanda itu memasuki wilayah Ngayamalas, bersiap untuk menyerbu Pasuruan.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement