Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Momen 1.300 Tentara KNIL Menyerah Usai Jepang Bombardir Ladang Minyak Tarakan

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 16 Agustus 2025 |07:36 WIB
Momen 1.300 Tentara KNIL Menyerah Usai Jepang Bombardir Ladang Minyak Tarakan
Ilustrasi Tentara KNIL/Foto: Istimewa
A
A
A

JEPANG menyerang Indonesia di bawah kekuasaan Hindia Belanda pada tahun 1941. Serangan utama Jepang diarahkan ke pengeboran minyak yang ada di Tarakan, Balikpapan, hingga Palembang. Serangan itu membuat pertahanan Hindia Belanda di utara Sulawesi pada 26 Desember 1941 berhasil dilumpuhkan.

Kekuatan udara Jepang tidak menemui kesulitan yang berarti untuk menghancurkan pangkalan dan pertahanan udara Hindia Belanda di Tondano, Sulawesi Utara, seperti yang telah dilakukan terhadap Davao, Filipina. Pada malam tanggal 10–11 Januari 1942, sebanyak 6.000 tentara Jepang mendarat di Tarakan.

Ladang minyak telah menghentikan pekerjaannya dan kobaran api berkecamuk melanda tangki penampungan hasil pengeboran. Tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda sebanyak 1.300 personel, termasuk di antaranya kaum pribumi yang menjadi tentara bayaran Belanda, turun semangatnya. Mereka lantas menyerah pada keesokan harinya, atau pada 12 Januari 1942.

Namun, kubu pertahanan di pantai terlambat menerima kabar penyerahan itu dan sempat menenggelamkan dua kapal penyapu ranjau Jepang, dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Akibatnya, seminggu setelah itu, 215 orang prajurit benteng meriam itu dilempar ke laut dalam keadaan tangan terikat di tempat tenggelamnya kedua kapal Jepang itu. Mereka pun gugur dalam peperangan.

Penghancuran instalasi pengeboran minyak di Tarakan menjadi masalah besar untuk Belanda. Untuk memastikan agar tindakan itu tidak terjadi lagi, dua orang perwira Belanda dikirim ke Balikpapan dengan pesan peringatan bahwa seluruh prajurit dan kalangan sipil akan dibunuh jika Jepang memperoleh instalasi pertambangan di kota itu dalam keadaan utuh.

Kedua perwira itu menyatakan bahwa Jepang dapat tiba di tempat itu secara tidak terduga. Pada hari itu juga, instalasi pengeboran minyak terbakar. Pada tanggal 21 Januari, serangan armada Jepang berangkat dari Tarakan menuju Balikpapan. Beberapa kapal, pesawat udara, dan kapal selam Belanda serta Amerika Serikat di daerah itu berusaha menenggelamkan kapal-kapal Jepang, tetapi tidak cukup ampuh untuk mencegah pendaratan pada tanggal 23 Januari malam.

Kesatuan KNIL bergerak mundur ke daerah pedalaman. Sebanyak 78 orang prajurit dan kalangan sipil Eropa ditangkap Jepang dan kemudian dibunuh. Tapi pada 14 Februari 1942, sebanyak 600 tentara pasukan komando mendarat di salah satu lapangan udara di Palembang dan berhasil merebutnya dari Jepang tanpa kerusakan.

Pasukan Jawa yang tergabung dalam KNIL memukul mundur pasukan Jepang dari kilang-kilang minyak tersebut. Namun, tidak beberapa lama kemudian, pasukan besar infanteri Jepang mendekati sasaran dengan menelusuri Sungai Musi, sehingga komandan KNIL di kota itu diperintahkan untuk mundur sambil merusak fasilitas pengeboran yang ada.

(Fetra Hariandja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement